TARAKAN – Kontingen Kalimantan Utara (Kaltara) mulai mempersiapkan diri menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) Bela Diri 2025 yang akan digelar di Kudus, Jawa Tengah, pada Oktober. Namun, kesiapan ini terbentur pada ketersediaan anggaran.
Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kaltara, Muhammad Nasir mengungkapkan, beberapa cabang olahraga (cabor) bela diri sudah mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) sebagai bagian dari persiapan.
“Kejurnas itu salah satu persiapan, ya kan? Cuma kan nanti terkait ikut sertaannya, kita lihat kembali kemampuan anggaran,” jelasnya, Rabu (13/8).
Nasir menambahkan, KONI sedang dalam proses pengajuan anggaran. Rencananya, ajuan ini akan diserahkan dalam satu hingga dua hari ke depan. Anggaran yang didapatkan akan menentukan jumlah atlet yang diberangkatkan.
“Kita sesuaikan dengan anggaran. Jangan sampai cabor seenaknya mau memasukkan atlet,” tegasnya.
Di lain pihak, Wakil Ketua Umum I KONI Kaltara Wiyono Adhie menjelaskan, persiapan teknis sudah berjalan sesuai prosedur. Namun, waktu yang mepet menjadi tantangan utama. “Sistem yang akan terbangun tidak se-ideal untuk di PON,” ujarnya.
Ia juga menyoroti masalah jadwal yang belum pasti untuk beberapa cabor bela diri. Dari 18 cabor bela diri, 10 di antaranya akan bertanding pada November. Sementara 8 lainnya masih belum jelas.
Sebagai solusi, KONI Kaltara mewajibkan setiap cabor membuat program kerja yang jelas. Termasuk Training Center (TC) sentralisasi selama sebulan dan menerapkan sistem promosi dan degradasi (Promdeg), untuk menentukan atlet inti dan cadangan.
“Kita memerlukan lapis dua karena dalam perjalanan belum tentu yang lapis satu itu selalu konsisten dengan prestasi. Ini juga sebagai antisipasi cedera atau sakit,” jelas Wiyono.
Ia juga membeberkan beberapa syarat ketat bagi cabor dan atlet yang akan diberangkatkan. Pertama, kepengurusan aktif cabor harus memiliki kepengurusan yang tidak kedaluwarsa. Dua, kesiapan organisasi atau kepengurusan harus sudah terbentuk di minimal tiga kabupaten/kota di Kaltara.
Tiga, atlet yang diikutkan harus memiliki prestasi di tingkat regional, nasional, atau multi-event. Empat, hanya atlet dengan KTP Kaltara yang akan diikutsertakan dalam semua tahapan seleksi.
“Sementara ada dua cabor bela diri yang kepengurusannya sudah kedaluwarsa, yaitu tarung derajat dan jujitsu,” sebutnya.
Di sisi lain, cabor yang akan diberangkatkan juga harus terlebih dahulu menggelar Seleksi Provinsi (Selekprov).
“Sekarang pertanyaan kita, apakah cabor bela diri ini sudah menyelenggarakan Selekprov atau baru mau menyelenggarakan? Tapi atlet yang berprestasi di Kejurnas tetap menjadi prioritas utama,” tegasnya. (kn-2)