TANJUNG SELOR – Upaya pemerintah dalam menurunkan angka stunting di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menunjukkan hasil menggembirakan. Dari sebelumnya mencapai 33 persen, kini prevalensi stunting berhasil ditekan hingga tersisa 14 persen.
Capaian tersebut disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI Hasan Saleh, saat melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Provinsi Kaltara baru-baru ini. Ia mengungkapkan, penurunan signifikan ini merupakan hasil kerja keras bersama antara Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), serta sektor kesehatan.
“Sewaktu saya masih di Komisi IX DPR RI, angka stunting di Kaltara mencapai 33 persen. Tapi berkat kerja sama dan komitmen bersama dengan BKKBN dan tenaga kesehatan, alhamdulillah kini turun menjadi 14 persen,” ujarnya, belum lama ini.
Ia menegaskan, keberhasilan tersebut tidak lepas dari kerja nyata di lapangan. Selama ini, dirinya bersama sejumlah pihak secara langsung turun ke desa-desa. Untuk memberikan pendampingan dan bantuan kesehatan kepada masyarakat.
“Kami turun langsung memberi suplai vitamin, suntikan, serta edukasi kepada ibu hamil dan balita. Pendekatan langsung ini penting, agar tidak ada pihak yang bermain atau menghambat program,” jelasnya.
Menurut Hasan, penyebab utama tingginya angka stunting di masa lalu, karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya asupan gizi dan vitamin bagi anak-anak serta ibu hamil. Banyak yang belum memahami bagaimana menjaga asupan makanan bergizi seimbang. Karena itu, edukasi menjadi kunci.
Ia berharap penurunan angka stunting di Kaltara dapat terus berlanjut hingga mencapai target nasional di bawah 10 persen. Dukungan lintas sektor dan partisipasi masyarakat disebut menjadi faktor penting dalam mempertahankan capaian tersebut.
“Harapan saya, angka 14 persen ini bisa turun lagi di tahun mendatang. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, saya yakin Kaltara bisa bebas stunting,” tutupnya. (kn-2)