TARAKAN – Ratusan pengemudi ojek online (Ojol) dari berbagai komunitas di Tarakan menghadiri silaturahmi dan sinergi bersama Kapolda Kalimantan Utara Irjen Pol Djati Wiyoto Abadhy pada Minggu (19/10).
Pertemuan ini bertujuan memperkuat kemitraan antara kepolisian dan ojol, dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Kapolda Irjen Pol Djati Wiyoto Abadhy menegaskan, kegiatan ini wujud kolaborasi untuk menampung aspirasi dan potensi kerawanan di wilayah Tarakan.
Ia berjanji akan segera berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan, Polres Tarakan, KSOP, dan pengelola bandara agar permasalahan larangan menjemput penumpang ini dapat diselesaikan.
“Tadi disampaikan soal sulitnya akses bagi ojol ke pelabuhan dan bandara. Ini tentu harus segera ditindaklanjuti,” ujar Kapolda.
Kapolda juga mengapresiasi peran strategis komunitas ojol sebagai mitra kepolisian.
“Ojol setiap hari ada di jalan raya. Sehingga bisa menjadi sumber informasi penting bagi kami terkait potensi kejahatan atau gangguan Kamtibmas,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua Asosiasi Driver Ojek Online (ADO) Kalimantan Utara Adriannur mengungkapkan, persoalan larangan akses menjemput penumpang di titik-titik vital. Seperti Pelabuhan SDF dan Bandara, telah berlangsung sejak tahun 2018. Ia juga menyinggung adanya spanduk larangan menjemput yang tidak legal. Serta denda yang sempat diberlakukan di beberapa tempat.
“Ada teman-teman yang bertanya apakah itu aturan legal ataupun ilegal. Kami berharap dinas terkait, agar bisa melanjutkan itu,” kata Adriannur.
Adriannur menegaskan, secara regulasi, khususnya berdasarkan Peraturan Menteri (PM) 118 yang ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK), ojol seharusnya diizinkan menjemput dari pintu ke pintu.
“Seharusnya mereka bisa masuk ke pelabuhan sama bandara. Hanya saja itu belum dijalankan,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, ADO Kaltara juga meluncurkan program baru bernama Lacak Mas. Lacak Mas ini singkatan dari Lapor Cepat Kamtibmas berfungsi, agar sebagai driver online bersinergi dengan pihak-pihak terkait. Baik Polri, Dinas Perhubungan, maupun Pemadam Kebakaran.
Lacak Mas akan menggunakan grup komunikasi berbasis WhatsApp yang berisi perwakilan dinas terkait. Tujuannya untuk mempercepat pelaporan dan penanganan kejadian di lapangan, seperti kemacetan, kecelakaan lalu lintas, kebakaran, hingga tindak kriminalitas.
Program ini juga diharapkan dapat menjadi data center untuk mengantisipasi aksi intimidasi terhadap driver di lapangan.
“Kami sangat berterima kasih apabila segera ditindaklanjuti laporan-laporan kami. Itu sangat penting sekali untuk mengatasi kemacetan dan juga untuk keselamatan dari para driver online. Terutama mereka yang menarik tengah malam,” pungkas Adriannur. (kn-2)