BPS Rilis Perkembangan IHK Kaltara

ILUSTRASI: Indeks Harga Konsumen sebesar 107,74 mengalami tingkat deflasi month to month sebesar 0,08 persen dan tingkat inflasi year to date 1,91 persen.

TANJUNG SELOR – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara (Kaltara) kembali merilis data statistik bersama unsur terkait digelar di Kantor BPS Kaltara, pada Senin (3/11) lalu.

Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Kepala BPS Kaltara Mas’ud Rifai SST, M.M dan dihadiri seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara.

Berdasarkan data yang dirilis BPS, pada Oktober 2025 inflasi Kaltara tercatat sebesar 2,23 persen year on year (y-on-y) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,74, juga mengalami tingkat deflasi month to month (m-to-m) sebesar 0,08 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 1,91 persen.

Kepala BPS Kaltara Mas’ud Rifai SST, M.M., menyebutkan inflasi tertinggi di Kaltara terjadi di Tanjung Selor. Yakni sebesar 2,50 persen dengan IHK sebesar 107,40 dan inflasi terdalam terjadi di Nunukan sebesar 1,68 persen dengan IHK sebesar 109,08.

Baca Juga  Tak Korbankan Keuangan ASN

“Terjadi inflasi Kaltara karena adanya kenaikan harga yang didominasi dari kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,59 persen. Kemudian, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,91 persen,” ucap Mas’ud.

Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok pakaian dan alas kaki deflasi sebesar 0,09 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga deflasi sebesar 0,41 persen; kelompok transportasi deflasi sebesar 2,13 persen.

Baca Juga  Bupati Lakukan Groundbreaking Pabrik AMDK

Mas’ud Rifai menjelaskan terdapat 10 komoditas yang paling dominan memberikan andil pada inflasi Kaltara di bulan Oktober 2025, antara lain emas perhiasan, ikan bandeng, tarif air minum pam, tarif rumah sakit, tomat, beras, bawang merah, minyak goreng, bahan bakar rumah tangga, hingga nasi dengan lauk.

“Sedangkan 10 komoditas yang memberikan andil deflasi, diantaranya angkutan udara, cabai rawit, tempe, tahu mentah, sawi hijau, bawang putih, labu parang, batu bata, pengharum cucian, dan ikan layang,” sambungnya.

Pada Nilai Tukar Petani (NTP) di bulan Oktober 2025, sebesar 116,89 naik sebesar 0,61 persen dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan tersebut dikarenakan Indeks Harga Terima Petani (It) sebesar 135,60 naik 0,59 persen dengan komoditas penyumbang bandeng payau, kelapa sawit dan rumput laut.

Baca Juga  Berharap Program Koperasi Desa Merah Putih Berdampak bagi Kaltara

“Sedangkan Indeks Harga Bayar Petani (lb) yakni 116,03 atau turun sebesar –0,02 persen komoditas penyumbang bawang merah, cabai rawit dan tomat sayur,” ujar Mas’ud.

Berdasarkan data tersebut ada tren penurunan untuk harga hasil pertanian. Ia menilai hal ini terjadi lantaran adanya fenomena di akhir tahun yaitu produksi bahan pertanian mengalami peningkatan.

Data-data yang dirilis ini guna menjadi bahan evaluasi dan perencanaan untuk memaksimalkan program – program dalam pembangunan daerah oleh Pemprov Kaltara. (dkisp)

Bagikan:

Berita Terkini