Kaltara Diprediksi Terdampak La Nina

TARAKAN – Wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) diprediksi bakal terkena dampak yang tidak langsung dari fenomena La Nina. Diketahui, sebagian wilayah Indonesia diprediksi akan dilanda La Nina pada Agustus ini.

Hal ini ditandai dengan tingginya curah hujan hingga menyebabkan banjir. Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan Muhammad Sulam Khilmi menjelaskan, terdapat dua fenomena iklim yakni La Nina dan El Nino. Jika La Nina adalah sebuah fenomena iklim dengan curah hujan tinggi. Maka El Nino adalah fenomena iklim sebaliknya.

“El Nino itu biasa kita sebut dengan kekeringan, jadi intensitas hujan sangat minim. Tapi kalau La Nina itu sebaliknya, dimana ada posokan uap air yang melimpah ke wilayah Indonesia. Sehingga ini akan menimbulkan potensi peningkatan intensitas hujan,” jelasnya, Jumat (2/8).

Baca Juga  Kepala BNN RI Bakal Kunjungi Wilayah ”Texas” Tarakan

Ia melanjutkan, untuk di Kaltara khususnya Tarakan termasuk wilayah dengan kategori hujan sepanjang tahun. Sehingga dampak yang dirasakan dari La Nina tidak signifikan. “Karena tidak ada La Nina di Tarakan pun sudah sering hujan, intensitasnya tergantung dari dinamika atmosfer yang terjadi pada kondisi-kondisi tersebut,” lanjutnya.

Ia menegaskan, La Nina perlu diwaspadai di Kota Tarakan lantaran akan terdapat dampak ikutan dari fenomena iklim tersebut. Hal itu bisa berupa bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang.

Baca Juga  Pencairan Anggaran Hibah KONI Kaltara Tahap Kedua, Tunggu LPj Cabor

“Ini adalah dampak-dampak yang harus diwaspadai oleh masyarakat terkait dengan fenomena La Nina. Namun ini belum termasuk kategori menguat dan masih dalam kategori moderat,” tuturnya.

Dibanding La Nina, wilayah Kaltara harus lebih waspada terhadap siklon tropis yang kerap kali terdeteksi di wilayah Filipina. Jika terdapat jenis siklon tropis yang berkembang di Filipina. Maka dampak cuaca yang dirasakan di wilayah Kaltara khususnya Tarakan menjadi cukup kuat. Namun, beberapa waktu terakhir, BMKG mencatat curah hujan yang terjadi di Tarakan tidak terlalu memiliki intensitas yang tinggi.

Baca Juga  Kaltara-Kaltim Sepakati Perjanjian Kerja Sama

“Yang perlu diwaspadai ketika durasinya pendek tapi intensitasnya tinggi. Ini daya rusaknya lebih dahsyat dari pada intensitas yang sama, tapi durasinya lebih panjang,” tambah Khilmi.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar selalu memperhatikan informasi cuaca yang dikeluarkan BMKG Tarakan setiap harinya. Khilmi juga berpesan agar masyarakat lebih waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi di wilayah Kaltara khususnya Tarakan.

“Ketika kita sudah mengetahui potensi-potensi seperti ini, sebaiknya dari jauh-jauh kita sudah mempersiapkan hal-hal yang memang perlu disiapkan,” pesannya. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini