TANJUNG SELOR – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melakukan penilaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah, salah satunya terhadap Provinsi Kalimantan Utara.
Provinsi Kaltara mendapatkan kategori sedang dalam penilaian kinerja. Pasalnya, masih ada sejumlah hal yang perlu diperbaiki. Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri Akmal Malik mengungkapkan, berdasarkan penilaian kinerja Pemprov Kaltara berada di angka 2,94. Artinya, masih dalam kategori sedang. Di mana perlu peningkatan dalam kinerja yang harus dipacu lagi.
“Nilai Kaltara 2,94 sedikit lagi posisinya masuk kategori tinggi dan harus dikejar,” ungkapnya, Selasa (23/1).
Meski kategori sedang, menurut dia, seharusnya dalam penilaian daerah baru di Indonesia sudah masuk kategori tinggi. Kelemahannya, salah satunya Inspektorat Kaltara saat melakukan verifikasi. Pendekatannya tidak menggunakan evaluasi, hanya secara objek saja. Hal ini yang menjadi catatan agar ke depan bisa diperbaiki.
“Secara umum kinerja Kaltara bagus. Pemenuhan di sejumlah hal seperti kesehatan maupun pendidikan bagus,” jelasnya.
Ke depan, lanjut dia, Kemendagri akan melakukan pembandingan dengan daerah yang juga hasil pemekaran. Sebab selama ini perbandingan dengan daerah induk dan daerah besar yang sudah berdiri puluhan bahkan ratusan tahun. Kata dia, tidak relevan jika perbandingan kinerja Kaltara dengan daerah lain seperti di Jawa dan khusus dengan Kalimantan Timur (Kaltim).
“Tak akan seimbang. Harus perbandingan dengan daerah yang juga baru dimekarkan atau yang umur daerahnya tidak terlampau jauh. Kami yakin Kaltara bisa lebih,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang menambahkan yang sudah diraih Pemprov Kaltara akan dievaluasi dan ditingkatkan. “Kita akan bekerja tahun ini. Bagaimana bisa meraih poin yang lebih tinggi lagi,” harap dia.
Ia menegaskan, jangan sampai ada kendala dalam menginput data kinerja ASN di Pemprov Kaltara. Sebab beberapa kasus jelas membuktikan ada kelalaian ataupun human error yang terjadi. Dalam menginput data kinerja, seharusnya diperhatikan terlebih dahulu setelah menginput.
“Jangan sampai sudah masuk datanya, namun tidak di klik ok. Jadi tidak terinput data yang sudah susah payah diinput,” tutupnya. (fai/uno)