TANJUNG SELOR – Kurangnya minat untuk mengisi formasi dokter spesialis di Kalimantan Utara (Kaltara) menjadi perhatian dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltara.
Pemerintah provinsi pun tengah berupaya menciptakan daya tarik bagi para dokter spesialis, agar bersedia bertugas di wilayah tersebut. Mengingat kebutuhan dokter spesialis, terutama dalam bidang lima dasar seperti penyakit dalam, bedah, anak, kandungan, dan anestesi.
Menurut Kepala Dinkes Kaltara Usman, salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya minat dokter spesialis perihal ketimpangan dalam tunjangan dan fasilitas yang ditawarkan.
“Kita perlu membuat program yang menarik, salah satunya memberikan tunjangan yang kompetitif. Walaupun sudah ada ketentuan umum terkait kehadiran dokter spesialis. Tampaknya insentif ini belum cukup menarik bagi mereka,” ujarnya, Minggu (20/10).
Dikatakan Usman, tunjangan di luar Kaltara, terutama di Pulau Jawa cenderung lebih tinggi. Sehingga banyak dokter spesialis lebih memilih bertugas di wilayah lain. Saat ini Dinkes Kesehatan Kaltara tengah mengevaluasi standar tunjangan untuk para dokter spesialis.
“Kita perlu membuat standar yang adil, sehingga tidak ada perbedaan tunjangan yang terlalu besar antara Kaltara dan wilayah lain. Ini penting agar dokter spesialis tertarik untuk bekerja di sini (Kaltara),” jelasnya.
Saat ini, pihaknya juga melakukan studi banding ke luar daerah untuk mengetahui bagaimana cara menarik minat dokter spesialis agar bersedia bertugas di Kaltara.
“Kami melihat perlu ada perjuangan lebih dari pemerintah untuk menjaga keberadaan dokter spesialis di sini. Jika tunjangan dan fasilitas tidak kompetitif, maka wajar jika mereka lebih memilih bekerja di luar Kaltara yang memberikan insentif lebih besar,” tuturnya.
Pemerintah daerah diharapkan segera mengambil langkah konkret untuk memperjuangkan tunjangan yang lebih menarik bagi dokter spesialis di Kaltara. Memang sudah menjadi tugas pemerintah untuk memperjuangkan hak-hak tenaga medis ini.
“Kita perlu memastikan dokter-dokter spesialis merasa nyaman dan dihargai secara layak di Kaltara,” ujarnya.
Sekadar diketahui, dari data Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kaltara, tersedia 7 formasi dokter spesialis, dalam proses rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kalimantan Utara (Kaltara). Akan tetapi, dari jumlah formasi yang dibutuhkan tersebut hingga saat ini masih kosong karena sepi peminat.
Dari total 65 formasi yang dibuka, hanya 58 formasi yang mendapatkan pelamar.
“Dari data yang masuk, ada 953 pelamar yang bersaing untuk 65 formasi. Namun, ada 7 formasi yang kosong, yaitu formasi dokter spesialis. Sehingga hanya 58 formasi yang diperebutkan oleh 953 pelamar,” jelas Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BKD Kaltara Andi Amriampa, belum lama ini.
Diakuinya, salah satu tantangan terbesar dalam seleksi CPNS tahun ini untuk pengisian formasi dokter spesialis yang hingga saat ini belum ada pelamarnya. Menurut Andi, kemungkinan karena faktor keterbatasan sumber daya atau minat para dokter spesialis untuk bekerja di daerah.
“Formasi dokter spesialis memang selalu menjadi tantangan dalam rekrutmen CPNS di berbagai daerah, termasuk Kaltara. Minimnya peminat untuk posisi ini cukup disayangkan. Karena kebutuhan akan tenaga medis di daerah cukup mendesak,” jelasnya.
Ia berharap ke depan, minat terhadap formasi dokter spesialis ini bisa meningkat. Terutama dengan berbagai insentif dan kebijakan yang dapat menarik minat para dokter, untuk bekerja di wilayah terpencil seperti Kaltara. (kn-2)