Kharisma Miliki 10 Program Unggulan

DEBAT PERDANA: Paslon tunggal berjargon Kharisma ikuti debat perdana di Jakarta, Kamis (14/11) malam lalu.

TARAKAN – Pasangan Calon (Paslon) tunggal Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tarakan, Khairul-Ibnu Saud tuntas melaksanakan debat perdana di Jakarta, Kamis (14/11) malam.

Debat yang dikemas memaparkan visi misi mengangkat tema mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat Tarakan melalui tata kelola yang baik. Ibnu Saud menjelaskan, visi pasangan dengan jargon Kharisma yakni, menginginkan Kota Tarakan sebagai kota cerdas pada sektor jasa, perdagangan, perikanan, kelautan dan ekonomi kreatif yang berdaya saing dan maju menuju masyarakat yang sejahtera.

Adapun hal tersebut akan dicapai melalui beberapa misi. Diantaranya, meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Meningkatkan pembangunan dan infrastruktur pelayanan dasar yang handal, meningkatkan pembangunan ekonomi melalui dukungan kemudahan berusaha yang berkeadilan. Termasuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang adaptif dan responsive. Serta menjaga stabilitas ketertiban dan ketentraman kota.

Baca Juga  Proses Bongkar Muat Kembali Dikeluhkan

Terakhir, mewujudkan lingkungan hidup yang berkelanjutan dan tangguh menghadapi bencana. Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, ada 10 program unggulan Kharisma. Diantaranya program ekonomi kerakyatan berupa bantuan permodalan untuk UMKM dalam bentuk dana bergulir. Lalu, stimulasi penciptaan lapangan pekerjaan melalui peningkatan investasi, peningkatan SDM calon tenaga kerja melalui pelatihan kerja dan program padat karya.

Baca Juga  Buka Layanan Aduan di Medsos, Pengamat: Bupati Dico Ingin Dekat Rakyatnya

“Ada pula program pemasangan gas gratis, pemasangan air gratis, program penuntasan masalah banjir, peningkatan infrastruktur jalan kota dan jembatan. Kemudian program bantuan petani dan nelayan berupa alat tangkap dan bibit udang dan pembuatan cold storage,” sambung Khairul.

Dalam membantu ekonomi kelas menengah di Tarakan, pihaknya mengaku akan mempelajari dulu pekerjaan masyarakat tersebut. Di sektor formal sudah mengevaluasi Upah Minimum Kota (UMK) bagi pekerja di Tarakan. Dengan mengacu pada inflasi dan kebutuhan.

Baca Juga  Belum Semua Hotel Miliki Izin OSS RBA

“Kalau masyarakat bekerja di sektor informal, tentu harus ada bantuan langsung dari pemerintah. Kalau misalnya pekerja UMKM, kami bantu dari pemerintah. Itu salah satu program kami melalui dana bergulir,” jelas Khairul.

Sementara dalam memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk pelayanan publik, pihaknya fokus akan hal itu. Hampir 90 persen pelayanan publik di Tarakan dalam bentuk digitalisasi.

“Dalam perkembangannya ke depan pemerintah kota akan mengikuti perkembangan AI ini. Di kesehatan kami sudah memulai. Yang membaca sudah dari AI,” pungkasnya. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini