TARAKAN – Debat pemungkas calon wali kota dan wakil walikota Tarakan resmi selesai, Rabu (20/11) malam. Paslon tunggal, Khairul-Ibnu Saud kembali memperdalam visi misi dan program kerja dihadapan unsur Forkopimda hingga para pendukungnya.
Penajaman visi misi dan program kali ini bertemakan peningkatan infrastruktur yang berwawasan lingkungan melalui komoditas perikanan unggul, untuk memajukan Kota Tarakan. Paparan kali ini turut membahas ketersediaan lapangan terbuka hijau dan menjaga stabilitas harga udang.
“Sebenarnya harga udang kami tidak berjanji untuk menaikan. Tapi yang kami perbaiki penyebab ekonomi biaya tinggi. Salah satunya persoalan bibit yang tidak berkualitas dibeli petambak dan dianggap pemerintah tidak terlibat, dalam pengujian kualitas udang yang dijual di pasaran,” tutur Khairul usai debat publik.
Harga pupuk selama ini dikeluhkan petani. Sehingga pihaknya nanti akan memberikan subsidi pupuk dan bibit. Tak hanya itu, pihaknya akan berkoordinasi untuk membangun cold storage yang dikelola Pemkot Tarakan bersama nelayan tambak.
“Mudahan mereka bisa tahu juga berapa harga pembelian, berapa harga jualan. Supaya tidak ada lagi kecurigaan kepada pemerintah. Ini upaya kami ke depan untuk memperbaiki sistem ini,” tegasnya.
Harga produk perikanan, lanjut Khairul, tergantung pada mekanisme pasar. Jika permintaan tinggi, harga akan turun. Namun juga permintaan rendah, maka harga akan tinggi.
Selain itu, pihaknya berencana melakukan ekspor langsung ke negara tujuan. Namun sebelumnya sempat terkendala persyaratan pengiriman yang tidak bisa dipenuhi pengusaha. Seperti contoh, kuota dalam satu kapal mengharuskan memberangkatkan 100 kontainer.
Sementara kontrak pengusaha dengan pembeli di luar negeri berbeda jumlahnya. “Mungkin bisa saja perikanan disatukan dengan plywood, rumput laut dalam satu kapal. Saya kira ini perlu diusahakan. Karena Tarakan ini strategis di ALKI II (Alur Laut Kepulauan Indonesia) bisa langsung ke Jepang dan Tiongkok. Kalau selama ini kan mutar dulu ke Surabaya lalu Singapura,” ungkapnya.
Khairul tak menampik di periode pertamanya menjabat wali kota Tarakan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Tarakan masih kurang bahkan belum memenuhi standar. Untuk itu, jika kembali dipercaya memimpin Tarakan, ia bersama Ibnu Saud menargetkan menambah RTH seluas 75 hektare setiap tahunnya.
Upaya itu dapat diwujudkan melalui kerja sama seluruh pihak, termasuk mengajak pemilik lahan untuk menggalakkan aksi menanam pohon di penangkaran miliknya. Khairul menilai, perluasan RTH di Tarakan menjadi salah satu upaya efektif menyeimbangkan pembangunan dan kelestarian lingkungan. Termasuk menyediakan oksigen untuk mengatasi polusi udara.
“Upaya ini senada dengan visi misi Kharisma untuk tetap melakukan pembangunan tanpa merusak lingkungan. Penting untuk mempertahankan hutan lindung yang saat ini luasnya 28 persen dari total luas Kota Tarakan,” tuturnya. (kn-2)