Berharap Harga Komoditas Tetap Stabil

STOK SEMBAKO: Disperindagkop dan UKM Kaltara berupaya menjaga kestabilan harga dan ketersediaan sembako bagi masyarakat jelang Natal dan Tahun Baru 2025.

TANJUNG SELOR – Jelang Natal dan Tahun Baru, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara berupaya menjaga kestabilan harga dan ketersediaan sembako bagi masyarakat.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Kaltara Hasriyani menegaskan, pengendalian harga menjadi salah satu prioritas. Meskipun ada beberapa komoditas yang mengalami fluktuasi harga, secara umum tidak ada kenaikan signifikan. Terutama pada komoditas pokok yang sering dibutuhkan masyarakat menjelang perayaan Natal.

“Untuk Natal tahun ini, kita harapkan harga-harga komoditas tetap stabil. Inflasi Kaltara saat ini sudah menunjukkan angka yang lebih baik, di bawah 1 persen setelah sebelumnya sempat mengalami kenaikan. Alhamdulillah, inflasi kita sekarang sudah mengalami deflasi,” terangnya, Minggu (8/12).

Baca Juga  Pengawasan Tempat Terindikasi Prostitusi

Dalam upaya menjaga kestabilan harga, Hasriyani mengakui, Pemprov Kaltara terus melakukan pemantauan terhadap distribusi sembako. Mengingat, sebagian besar datang dari luar daerah, seperti Pulau Jawa dan Sulawesi.

“Tidak semua kebutuhan pokok untuk Natal berasal dari daerah kita. Sebagian besar harus didistribusikan dari luar. Sehingga harga dan ketersediaannya sangat dipengaruhi oleh distribusi ini,” tuturnya.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pemprov Kaltara juga menggelar pasar murah sebagai salah satu cara untuk membantu masyarakat mendapatkan barang kebutuhan dengan harga yang lebih terjangkau. Tahun ini, pasar murah telah dilaksanakan di Kabupaten Malinau dan Nunukan.

“Pasar murah sudah kita adakan di Kabupaten Malinau dan Nunukan, khususnya untuk wilayah daratan. Sementara untuk daerah lain, kami rencanakan pasar murah akan digelar minggu depan,” jelasnya.

Baca Juga  Formasi Dokter Spesialis Sepi Peminat

Meskipun pasar murah menjadi salah satu solusi, harga daging sapi tetap menjadi perhatian utama. Mengingat harganya cenderung naik pada saat-saat tertentu. Tahun lalu, Pemprov Kaltara sempat bekerjasama dengan blok dan distributor untuk menstabilkan harga daging sapi. Namun tahun ini stok daging sapi dari blok tidak tersedia.

“Dengan adanya revisi Border Trade Agreement (BTA), daging dari luar negeri kini sudah tidak lagi dianggap illegal. Sehingga masyarakat bisa memilih antara daging sapi lokal dengan harga sekitar Rp 135 ribu–Rp 140 per kilogram atau daging impor yang harganya lebih murah, sekitar Rp 70 ribu–Rp 80 ribu per kilogram,” bebernya.

Baca Juga  Pendapatan Pajak Daerah Kejar Target

Selain itu, Hasriyani juga menyebutkan kondisi cuaca yang tidak menentu. Terutama pada bulan Desember, berpengaruh terhadap pasokan beberapa komoditas, seperti bawang.

“Kita bukan penghasil bawang, jadi distribusinya sangat bergantung pada pasokan dari luar daerah, terutama Jawa Timur dan Sulawesi. Jika musim panen bawang di daerah penghasil terganggu. Tentu akan berdampak pada ketersediaan dan harga di pasar,” ujarnya.

Namun demikian, pihaknya berharap dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, baik melalui pasar murah, pengawasan harga, dan distribusi sembako, kebutuhan masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru dapat tercukupi dengan baik. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini