TARAKAN – Kantor Pencarian dan Pertolongan atau SAR Tarakan mencatat telah melakukan 12 operasi SAR sepanjang 2024. Dari 12 kejadian tersebut di antaranya kecelakaan kapal, kecelakaan pesawat udara dan kondisi membahayakan manusia (KMM).
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Tarakan Syahril mengatakan, untuk kecelakaan kapal terdapat 5 kejadian dengan rincian 6 korban selamat dan 2 hilang. Lalu, kecelakaan pesawat terdapat 1 korban selamat dan satu korban meninggal dunia. Sementara untuk KMM sebanyak 6 kejadian dengan 3 selamat dan 4 meninggal.
“Ini kejadiannya bukan hanya di Tarakan saja. Tapi ada di Malinau, Nunukan dan Tanjung Selor,” sebutnya, Kamis (12/12).
Ia melanjutkan, untuk kejadian yang mendominasi yakni KMM dan kecelakaan kapal. Adapun KMM yang ditanganinya beragam. Mulai dari kejadian di perairan maupun di darat. Dalam aksi penyelamatan KMM, pihaknya menemui korban yang tersesat di dalam hutan.
“Kalau KMM ini kondisi yang dianggap membahayakan, misalnya ada orang mau bunuh diri itu dianggap membahayakan. Lalu biasanya nelayan juga misalnya cuaca buruk dan meminta pertolongan bisa masuk kategori KMM,” jelasnya.
Pada tahun ini juga terdapat kecelakaan pesawat jenis pilatus yang jatuh di wilayah Desa Binuang, Kecamatan Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan. Sehingga Basarnas Tarakan mengerahkan seluruh potensi SAR untuk melakukan pencarian dan evakuasi.
“Kita tidak punya pos di sana. Jadi kita kerahkan semua dari Tarakan. Baik itu suplai personel dan logistik,” ucapnya.
Syahril menyebut, pada tahun 2024 mendapati adanya penurunan kejadian kecelakaan SAR. Pada 2023, Basarnas Tarakan mencatat ada sekitar 30 kejadian yang membutuhkan penyelamatan. Hal ini pun menjadi nilai positif, lantaran masyarakat sudah mulai menyadari pentingnya keselamatan diri.
“Kita juga tidak minta-minta untuk ada kejadian atau kecelakaan. Kita berharapnya zero kejadian,” harapnya. (kn-2)