JAKARTA – Festival Budaya Dayak Borneo III digelar dua hari, 17 dan 18 Desember di Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan. Festival tersebut untuk memperkenalkan kekayaan budaya suku Dayak dari Kalimantan, khususnya Kalimantan Utara (Kaltara).
Dalam kegiatan tersebut dihadiri Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), Kementerian Pariwisata, dan Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltara, serta dihadiri perwakilan Dispar masing-masing kabupaten/kota di Kaltara.
Presiden Majelis Adat Dayak Nasional Marthin Billa menyampaikan, festival ini bertujuan memperkenalkan keberagaman budaya dan kearifan lokal suku Dayak yang tersebar di seluruh Kalimantan. Menurutnya, Kalimantan memiliki sekitar 700 subetnis Dayak, yang masing-masing memiliki keunikan dan kekayaan budaya tersendiri.
“Kami ingin memperkenalkan budaya Dayak kepada masyarakat luas. Serta menarik minat wisatawan untuk lebih mengenal dan mengapresiasi warisan budaya suku Dayak,” ujar Marthin Billa, Selasa (17/12).
Festival ini juga menyajikan berbagai kegiatan menarik, seperti pagelaran seni dan budaya Dayak dari seluruh Kalimantan, pameran produk UMKM lokal, serta koleksi busana daerah yang memukau.
Selain itu, acara ini juga diisi dengan rembuk budaya Dayak yang mengundang tokoh-tokoh penting, baik dari kalangan tokoh adat maupun tokoh Dayak nasional. Festival ini memiliki nilai strategis yang sangat penting dalam upaya melestarikan budaya Dayak.
“Ini kesempatan besar untuk memperkenalkan budaya Dayak ke seluruh penjuru dunia. Sekaligus menunjukkan tanggung jawab kita sebagai penduduk asli Kalimantan, untuk mempertahankan budaya kita agar tidak tergerus oleh zaman,” jelasnya.
Keanekaragaman budaya Dayak, mulai dari tarian tradisional, ukiran, hingga musik yang khas. Telah lama menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Festival ini memberikan platform bagi masyarakat Dayak untuk menampilkan keunikan budaya yang penuh filosofi hidup dan kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun.
“Festival ini juga berfungsi sebagai sarana pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dengan pameran produk UMKM lokal yang memungkinkan pengusaha lokal memperkenalkan produk kepada khalayak yang lebih luas. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian lokal, sekaligus memperkenalkan potensi daerah Kaltara sebagai destinasi wisata,” bebernya.
Di lain pihak, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltara, Njau Anau menegaskan pentingnya festival ini dalam mempromosikan budaya Dayak dan Kaltara kepada dunia.
“Festival ini bukan hanya untuk mengenalkan budaya Dayak di Kalimantan. Tetapi juga untuk memperkenalkan Kaltara sebagai bagian integral dari keanekaragaman budaya Indonesia,” ujarnya.
Sebagai bagian dari upaya promosi tersebut, Dispar Kaltara turut mengirimkan beberapa tokoh Dayak dari berbagai daerahi. Sekitar 8 tokoh Dayak turut berpartisipasi, memperkenalkan kekayaan tradisi dan adat mereka yang menjadi ciri khas budaya Dayak di Kalimantan Utara.
“Festival ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang merayakan kekayaan budaya Dayak. Tetapi mempererat hubungan antardaerah, memperkenalkan potensi wisata, serta meningkatkan perekonomian lokal melalui sektor pariwisata berbasis kearifan lokal,” terangnya.
Dengan suksesnya pelaksanaan Festival Adat Dayak Borneo II, diharapkan budaya Dayak dapat lebih dikenal dan dihargai. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di panggung internasional. Sekaligus mendukung upaya pelestarian dan pengembangan budaya yang menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang. (kn-2)