TARAKAN – Komisi II DPRD Tarakan soroti sulitnya nelayan mendapat BBM. Ketua Komisi II DPRD Tarakan, Simon Patino pun menegaskan Pertamina harus menyelesaikan masalah tersebut.
“Saya sebagai perwakilan masyarakat yang duduk di parlemen, kepinginnya nelayan ini mendapatkan BBM dengan mudah seperti masyarakat yang di darat. Misalnya kita datang membawa kendaraan ke SPBU, bisa langsung diisi dan harapan kita nelayan seperti itu juga,” ujarnya, Jumat (10/1).
Ia menjelaskan sulitnya nelayan mendapatkan BBM, terpaksa nelayan harus membeli di darat. Dampaknya, menambah biaya yang harus dikeluarkan nelayan. Padahal dengan waktu mengantre di SPBU, bisa digunakan untuk membenahi kapal, perbaiki alat tangkap dan mempersiapkan peralatan untuk melaut.
Simon menekankan kepada Pertamina, agar lembaga penyalur yang tidak sesuai standar, supaya dilakukan standarisasi. Baik bentuk bangunan, penggunaan dispenser dan lain sebagainya. Sehingga tidak merugikan konsumen yaitu masyarakat Kota Tarakan.
Terpisah, Sales Branch Manager PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Tarakan, Ferdy Kurniawan mengatakan, tahun ini akan ada penambahan tiga SPBU baru di laut. Tambahan tiga SPBU untuk melayani di laut tersebut, lokasinya di depan Bandara Juwata Tarakan, Pantai Amal dan daerah Mamburungan.
“Sebenarnya kuota BBM untuk nelayan itu sebenarnya lebih tinggi dibandingkan dengan SPBU-SPBU lainnya diatas 1.000 ton per tahun. Karena memang pengaturan kuota dari BPH Migas. Itu sudah mempertimbangkan kebutuhan nelayan yang ada di Kota Tarakan dan lebih dari cukup,” tuturnya.
Saat SPBU khusus nelayan sudah beroperasi, nelayan tidak kesulitan lagi mendapatkan BBM. Bahkan kuota BBM, lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya untuk SPBU Nelayan. Tahun 2024 itu, realisasi serapan kuota BBM untuk nelayan dikisaran 80 persen dari kuota yang ada.
Terkait SPBU khusus nelayan belum menggunakan dispenser di Tanjung Batu dan masih berproses pembangunan dan akan selesai dibangun pada Juni 2025. Ferdy menegaskan, apabila pembangunan SPBU khusus nelayan tidak selesai tepat waktu, tidak dilanjutkan sementara.
“Kondisi SPBU Tengkawang di Beringin itu saat ini, kategorinya untuk lembaga penyalur BBM Pertamina paling minimum sarana dan prasarananya. Itu juga kami kejar untuk melakukan pembenahan-pembenahan. Karena memang SPBU tersebut cukup vital penyalurannya untuk konsumen speedboat di Tarakan,” pungkasnya. (kn-2)