Jumlah Pengguna QRIS di Kaltara Bertambah

PEMBAYARAN NON TUNAI: Jumlah pengguna QRIS di Kaltara semakin meningkat karena dinilai memudahkan masyarakat.

TARAKAN – Jumlah merchant Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di wilayah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) per November 2024 kembali meningkat menjadi 93.807 merchant.

Jumlah tersebut bertambah 15.691 merchant jika dibandingkan posisi per 31 Desember 2023 seban6ak 78.116 merchant. “Peningkatan juga terjadi pada jumlah pengguna baru QRIS di Provinsi Kalimantan Utara, per November 2024 tercatat total terdapat sebanyak 120.572 pengguna QRIS, meningkat sebanyak 38.518 pengguna baru jika dibandingkan 31 Desember 2023 sebanyak 82.054 pengguna,” sebut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara, Wahyu Indra Sukma, belum lama ini.

Sementara perkembangan aliran uang rupiah sepanjang Desember 2024, mengalami net outflow Rp 334,51 miliar dan arus uang keluar atau outflow sebesar Rp 389,96 miliar. Jumlah tersebut terkontraksi sebesar -36,41 persen yoy, sementara arus uang masuk atau inflow Rp 55,45 miliar atau tumbuh 72,13% yoy.

Baca Juga  Proses Bongkar Muat Kembali Dikeluhkan

“Kami juga secara teratur melakukan dropping dan penarikan uang. Termasuk uang tidak layak edar pada tiga Kas Titipan Bank Indonesia di Tanjung Selor, Malinau dan Nunukan. Sesuai kebutuhan untuk memastikan uang yang beredar di masyarakat dalam kondisi layak edar,” tegasnya.

Pada November 2024 pelaksanaan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) melalui layanan Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yang diselenggarakan oleh KPwBI Kaltara telah berlangsung dengan efisien, aman, andal dan lancar. Hal tersebut tercermin dari tingkat ketersediaan sistem yang mencapai 100 persen dan tidak terdapat unsettled transaction.

Baca Juga  Paket C Terdata Didapodik

Sementara nilai transaksi BI-RTGS pada November 2024 tercatat tumbuh 4,64 persen yoy atau sebesar Rp 1,09 triliun. Volume transaksi RTGS tercatat sebanyak 827 transaksi atau tumbuh sebesar 2,73 persen yoy.

Nilai transaksi transfer dana melalui SKNBI juga tercatat kontraksi -1,67 persen yoy menjadi Rp 459,52 miliar. Sejalan dengan hal tersebut, volume transaksi SKNBI mengalami kontraksi sebesar -7,36 persen yoy atau tercatat sebanyak 9.358 transaksi.

Baca Juga  Pembangunan KIHI Dinilai Sumber Keresahan

Lebih lanjut, kata Indra, perkembangan sistem pembayaran Bank Indonesia yang semakin baik, juga sejalan dengan penerapan BI-FAST yang semakin luas di masyarakat sejak Desember 2021 sebagai wujud modernisasi dari SKNBI. Dengan waktu layanan lebih luas, real time, dan kanal pembayaran yang lebih luas.

Di tempat terpisah, Wawan salah seorang warga mengakui, dengan adanya QRIS cukup memudahkan untuk melakukan transaksi pembayaran non tunai. “Ketika kita tidak memiliki uang tunai, masih bisa pakai QRIS. Jadi tak perlu repot-repot saat transaksi pembayaran,” singkatnya. (sas/uno)

Bagikan:

Berita Terkini