TARAKAN – Seorang warga bernama Sajina alias Amma ditemukan meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor di rumahnya, di Jalan Aki Balak RT 60, Kelurahan Karang Anyar, Tarakan Barat, sekitar pukul 06.00 Wita, Rabu (29/1).
Diduga korban tertimbun longsor di kamarnya saat sedang tertidur. Ketua RT 60 Kelurahan Karang Anyar Sri Supatmi mengakui, saat ditemukan, korban dalam posisi meringkuk seperti melindungi diri dari hantaman bangunan akibat longsor. Sehingga ia prihatin atas kejadian yang menimpa korban.
“Posisinya seperti menunduk, karena mungkin sudah tua dan mau lari bingung. Kamarnya juga dibelakang kan. Tahunya pas sudah ada dentuman baru keluarganya mengecek ke belakang,” tuturnya.
Di wilayahnya, memang menjadi langganan longsor saat hujan deras. Tapi, longsor di rumah korban baru pertama kali terjadi. Di hari yang sama, ternyata ada juga rumah warganya lainnya terdampak longsor. Tapi tak sampai ada korban jiwa.
“Korbannya hanya rumah-rumah saja, ini pertama kali ada yang meninggal. Hari ini ada lagi di daerah saya kondisinya rusak parah, keluarganya saya minta mengungsi ke keluarganya yang lain,” jelasnya.
Selama ini, Sri mengaku telah aktif mengingatkan warganya untuk waspada ketika hujan deras turun. Ia sudah melaporkan ke pemerintah terkait titik longsor di wilayahnya. “Mungkin intensitas hujan yang terlalu lama, kita juga tidak bisa menyalahkan alam. Saya sudah sering peringatkan agar waspada,” pesannya.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Tarakan Syahril mengatakan, Tim SAR gabungan berhasil menemukan korban dalam kondisi meninggal dunia (MD). Sehingga operasi SAR dinyatakan selesai dan seluruh unsur yang terlibat dikembalikan ke satuannya masing-masing.
Tim SAR Gabungan berhasil menemukan korban pada koordinat 3° 20′ 30.32″N 117° 34 18.67″E di Jalan Aki Balak Tarakan. “Untuk selanjutnya korban di evakuasi ke rumah duka. Adapun kondisi terkini rumah korban mengalami kerusakan pada bagian belakang tepat di kamar korban,” singkat Syahril.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tarakan, Yonsep mengungkapkan, longsor terjadi sekitar pukul 06.00 Wita. Bersama Tim SAR Gabungan, BPBD melakukan pencarian terhadap korban sekitar pukul 08.00 Wita. Lalu korban baru dapat dievakuasi sekitar pukul 10.45 Wita.
“Jenazah baru bisa kita angkat pukul 10.45 Wita dan tidak dibawa ke RSUD langsung dimandikan dan dimakamkan oleh keluarga,” jelasnya.
Dalam melakukan evakuasi, Tim SAR gabungan sempat terkendala oleh akar pohon di tanah longsoran tersebut. Selain itu, terdapat material longsor yang menutupi bangunan. Sehingga waktu evakuasi memakan waktu 2 jam lamanya.
“Korban memang meninggal dunia, karena kan longsor sudah dari jam 06.00 Wita tadi. Kita memang hati-hati tadi waktu evakuasi karena ada korban yang tertimbun kan,” tuturnya.
BPBD turut memberikan bantuan stimulan terhadap korban longsor seperti sembako. Ada juga bantuan berupa material seperti karung untuk penanganan awal di sisa lahan yang longsor.
“Kalau kita SOP-nya memberikan bantuan karung, nanti digerakkan oleh masyarakat juga akan ikut membantu. Karena dalam kondisi seperti ini, tenaga kita juga terbatas. Makanya kita bekerjasama dengan unsur lainnya,” tutupnya. (kn-2)