TANJUNG SELOR – Efisiensi anggaran sampai saat ini masih menjadi polemik. Pasalnya semua hal yang menyentuh ke masyarakat dihentikan sementara. Salah satunya, Damri yang memiliki sejumlah rute baru yang terpaksa dihentikan sementara.
Ini menyulitkan masyarakat dalam mengakses moda transportasi umum. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dishub Kaltara Andi Nasuha mengaku, hal ini menjadi aturan dari pusat yang berdampak pada moda transportasi umum di Kaltara.
Damri misalnya, harus menghentikan sementara trayek atau rute yang seharusnya bisa berjalan di tahun ini. “Ada dua trayek baru yang tidak beroperasi sementara yakni Tanjung Selor-Seputuk-Malinau dan Tanjung Selor-Long Tungu,” sebut dia, Rabu (12/2).
Kemudian, rute baru lainnya seperti Tanjung Selor-Tanah Kuning hanya memiliki jadwal sekali saja. Melihat kebutuhan akan transportasi umum seperti Damri, wilayah Seputuk sangat membutuhkan. Ini terlihat dari permintaan masyarakat yang ada di Seputuk.
“Kami belum bisa berbuah banyak dan berharap ada solusi yang bisa dihasilkan,” ungkapnya.
Pihak Dishub Kaltara masih akan menunggu adanya kebijakan baru mengenai efisiensi anggaran dan persoalan trayek Damri yang distop sementara. “Tidak hanya itu trayek yang kita rencanakan untuk diajukan dari Malinau-Sungai Ular. Belum bisa terealisasi karena efisiensi anggaran,” ujarnya.
Sebelumnya, GM Damri Tanjung Selor Junaid menjelaskan, penghentian dan pengurangan jadwal berdasarkan instruksi dan perintah dari pusat. “Sementara itu kita hentikan dulu,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan, ini bukanlah kemauan dari pihak Damri Tanjung Selor, melainkan instruksi langsung dari pusat. Selain dua rute yang dihentikan sementara, beberapa rute lain tetap beroperasi namun dengan pengurangan frekuensi. “Yang lainnya biasa normal saja, tapi kita mengurangi rutenya saja. Yang biasanya dua kali satu hari, sekarang cuma satu kali,” terangnya.
Pengurangan frekuensi perjalanan ini bertujuan untuk memperkecil biaya operasional. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa langkah ini menimbulkan pertanyaan dari masyarakat. Meskipun menghadapi tantangan efisiensi anggaran, Damri Tanjung Selor tetap berupaya memaksimalkan layanan yang ada.
“Kita pilih-pilih, seperti Malinau-Salang juga. Kita masih jalankan itu hanya satu kali saja. Itu pun kami maksimalkan bagaimana caranya dan hasilnya biaya operasionalnya tertutupi,” jelasnya. (kn-2)