TARAKAN – Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Tarakan menghadapi kendala pada hari pertama, terutama dalam hal pengiriman yang tidak sesuai jadwal.
Kondisi ini menyebabkan siswa terlambat menikmati makanan yang telah disiapkan. Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Tarakan Sri Hastuti mengungkapkan, distribusi makanan seharusnya berlangsung dalam dua jadwal. Untuk shift pertama, yang diperuntukkan bagi siswa TK dan SD. Makanan dijadwalkan tiba pukul 09.30 Wita, bertepatan dengan waktu istirahat. Adapun shift kedua, khusus bagi siswa SMP dan SMA, ditetapkan pukul 12.00 Wita.
“Tapi makanan untuk shift pertama belum juga tiba. Padahal kami sudah mengingatkan batas waktu pengiriman makanan untuk siswa TK dan SD pukul 09.30 Wita. Mengingat mereka pulang lebih awal, yaitu pukul 11.00 Wita,” sebutnya, Senin (17/2).
Sri menyebut, total penerima MBG di SLB Tarakan mencapai 250 siswa, mencakup jenjang TK-SMA. Ia berharap pengiriman dapat dilakukan tepat waktu, terutama untuk shift pagi, mengingat lokasi sekolah SLB yang berada cukup jauh dari pusat kota.
“Keterlambatan ini menjadi masalah penting. Terutama karena anak-anak SLB sering merasa sangat lapar pada pagi hari,” tegasnya.
Di sisi lain, Ketua Yayasan Hidup Berbagi Kasih, Jackson Situmorang yang merupakan mitra Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkapkan, keterlambatan distribusi disebabkan oleh agenda upacara bendera. Menurutnya, kegiatan ini menyebabkan pengiriman kloter pertama mundur dari jadwal semula pukul 07.00 Wita.
Ia menyebut, ada 3.224 siswa dari 13 sekolah yang berada di Kecamatan Tarakan Utara sebagai bagian dari program unggulan Presiden Prabowo Subianto. Sekolah pertama yang menerima manfaat program ini adalah SDN 050 Tarakan, berlokasi di Jalan Pangeran Aji Iskandar, Juata Kerikil, dengan jumlah murid sebanyak 663 orang.
“Hari pertama, menu MBG di Tarakan mencakup nasi, ayam, sayur, buah pisang dan tidak termasuk susu,” sebutnya.
Jackson menjelaskan ada 47 orang terlibat dalam memproduksi dan mendistribusikan makanan ini. Kegiatan mulai dilakukan pukul 4 pagi dan melibatkan berbagai tahapan seperti persiapan bumbu, memasak, pengemasan, distribusi, hingga pencucian alat makan. Ia juga memastikan bahan-bahan berkualitas digunaka, agar makanan aman dan dapat dinikmati oleh semua murid.
Sekretaris Yayasan Hidup Berbagi Kasih, Yafet Ronaldis menambahkan, ada 3.224 porsi makanan didistribusikan hari ini untuk siswa TK hingga SMA, dibagi dalam tiga kloter. Menu yang disediakan telah mengikuti standar dari BGN, dengan komposisi lengkap berupa nasi sebagai sumber karbohidrat, lauk daging sebagai protein, sayur sebagai serat, dan buah untuk nutrisi tambahan.
“Susu tidak disertakan dalam menu program ini. Berbeda dengan uji coba di daerah Jawa yang memiliki sumber peternakan sapi lokal. Tapi makanan akan bervariasi untuk hari-hari berikutnya,” ucapnya.
Siswa kelas I SDN 050 Tarakan, Angga sangat antusias pada program makan bergizi gratis di sekolah. Ia merasa senang, karena selain rasanya enak, uang saku mereka bisa ditabung. Meski porsi nasi yang diberikan terlalu sedikit dan berharap ada tambahan ayam, nasi, serta susu cokelat di menu berikutnya. “Kalau bisa ada tambahan berupa ikan, es susu dan cokelat. Tapi allhamdulillah dikasih makanan,” singkatnya. (kn-2)