TARAKAN – Selain fokus menangani personel yang terluka akibat penyerangan oleh oknum TNI AD. Polres Tarakan juga terus fokus terhadap pemeriksaan anggota Polres Tarakan. Khususnya yang diduga terlibat dalam permasalahan penyerangan Polres Tarakan oleh oknum TNI AD.
“Saat ini pemeriksaan dalam perkara dilakukan oleh Propam Polres Tarakan dan Polda Kaltara. Sudah ada 9 orang dimintai keterangan. Untuk sementara kami dalami semua, karena ini masih di Propam,” ujar Kapolres Tarakan AKBP Adi Saptia Sudirna, Jumat (28/2).
Diketahui empat personel Polres Tarakan sudah dipulangkan dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Jusuf SK dan saat ini hanya menjalani rawat jalan usai menjadi korban penyerangan Mako Polres Tarakan oleh oknum TNI AD. Dalam kejadian tersebut enam personel Polres Tarakan yang terluka. Kemudian untuk dua personel lainnya masih mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Saptia menyebut, untuk dua personel Polres Tarakan yang masih mendapatkan perawatan yaitu Bripda Riski dan Bripda Putu. Sebenarnya Bripda Riski sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Namun harus dikontrol terus oleh pihak rumah sakit.
“Bripda Putu ini selama mendapatkan perawatan ada merasa nyeri di bagian jari sebelah kiri. Setelah dilakukan ronsen, didapati ada patahan,” katanya.
Akhirnya terhadap Bripda Putu dilakukan operasi di bagian jari sebelah kiri. Pihaknya memastikan semua personel yang menjalani rawat inap dan rawat jalan terus diperhatikan. Bahkan biaya perawatan para personel yang mendapatkan perawatan, menggunakan anggaran dari Polres Tarakan.
“Yang penting bagi kami bukan permasalahan biayanya. Tapi bagaimana caranya anggota ini pulih kembali,” ungkapnya.
Selain mendapatkan perawatan terhadap luka yang dialami, keenam personel tersebut akan didampingi psikolog. Hal itu dilakukan agar para personel tidak mengalami trauma pasca kejadian yang dialami.
“Kalau yang rawat jalan update terbaru yaitu akan dilakukan kontrol tersebut di rumah. Namun kami sudah memerintahkan Kasi Kesehatan agar diakui ronsen ulang,” bebernya.
Pihaknya ingin memastikan semua kondisi personel yang mendapatkan luka. Di kemudian hari tidak akan mendapatkan permasalahan di kesehatan akibat kejadian tersebut. “Keempat personel yang sudah pulang ke rumah akan kami berikan dispensasi untuk istirahat di rumah,” tutupnya. (kn-2)