TANJUNG SELOR – Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPR-Perkim) Kaltara mengalokasikan anggaran Rp3 miliar, untuk penanganan jalan perbatasan.
Proyek ini mencakup perbaikan ruas jalan di Long Bawan, Long Layu, dan Binuang. Sebagai respons atas demonstrasi masyarakat dan kondisi jalan yang kerap mengganggu aksesibilitas. Kepala Dinas PUPR-Perkim Kaltara Helmi menjelaskan, anggaran tersebut terbagi dalam dua paket, masing-masing nilai Rp 1,5 miliar.
“Selain mengatasi keluhan masyarakat, penanganan ini akan disertai pencetak kunjungan ke kampung terdampak. Untuk memantau kondisi langsung di lapangan. Mayoritas ruas jalan perbatasan masih berupa jalan tanah yang sangat rentan terhadap kondisi cuaca,” terang Helmi, Kamis (13/3).
Ketika musim hujan, kondisi tanah yang tidak stabil menyebabkan beberapa ruas jalan menjadi tergenang air sehingga tidak fungsional. Kondisi ini menjadi kendala utama yang selalu dihadapi, meskipun anggaran untuk pemeliharaan rutin sudah disediakan setiap tahunnya.
Dari total panjang jalan yang mencapai 80 km, sekitar lima paket anggaran telah disalurkan untuk perbaikan jalan. “Sejauh ini, anggaran yang kami keluarkan berkisar Rp 5 miliar, dengan jumlah pengerjaan 20-23 paket jika dihitung secara keseluruhan,” tuturnya.
Menurut dia, perlu pembahasan lebih lanjut terkait penyaluran anggaran secara multiyear. Aar perbaikan jalan, khususnya jalan lingkar di Krayan, Kabupaten Nunukn dapat terselesaikan secara menyeluruh. Idealnya, anggaran tersebut didistribusikan dalam rentang 1-3 tahun sesuai keterbatasan dana yang ada.
Diharapkan ini dapat meningkatkan aksesibilitas di wilayah perbatasan, sekaligus mengantisipasi dampak buruk akibat musim hujan. Komitmen Pemprov Kaltara dalam menjawab aspirasi masyarakat dan menuntaskan masalah infrastruktur yang telah lama menghambat mobilitas di wilayah perbatasan.
Sementara untuk proyek pembangunan dan pemeliharaan Jalan Nasional Malinau-Krayan, merupakan bagian dari jaringan jalan nasional, menunjukkan perkembangan positif. Dikatakan Helmi, berdasarkan keterangan dari BPJN, jalan tersebut dirancang melalui jalur APBN dan saat ini mendapatkan perhatian khusus dalam hal pemeliharaan.
“Menurut informasi dari BPJN, fokus utama proyek ini saat ini, pemeliharaan jalan. Meski rencana awal mencakup penanganan sepanjang 80 km, sebagian rute masih berupa jalan tanah,” terangnya.
Hal ini menuntut alokasi anggaran khusus untuk pemeliharaan agar jalan dapat terus dioptimalkan. Jika jalur ini telah tembus sepenuhnya, maka jalan tersebut sudah bisa dikatakan fungsional. Pemeliharaan rutin menjadi kunci untuk mengatasi tantangan kondisi jalan yang masih rentan, terutama pada musim hujan.
Tak kalah penting pembangunan Jembatan Binuang yang merupakan salah satu elemen vital dalam pengembangan infrastruktur jalan nasional ini. Dengan bentang sepanjang 80 meter, jembatan ini diharapkan dapat segera menyelesaikan kendala akses di wilayah tersebut.
Pengembangan Jalan Nasional Malinau-Krayan dan Jembatan Binuang merupakan bagian dari upaya pemerintah, untuk meningkatkan infrastruktur transportasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah.
“Diharapkan akses antarwilayah akan semakin lancar, sehingga dapat mendorong aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat yang lebih efisien,” terangnya.
Keberlanjutan pemeliharaan jalan melalui alokasi anggaran yang tepat menjadi prioritas, agar infrastruktur yang telah dibangun tetap dalam kondisi optimal.
Tak hanya Dinas PUPR-Perkim Kaltara yang memperhatikan kondisi jalan perbatasan. Bahkan, PLN terus berkomitmen menjaga ketersediaan pasokan listrik hingga di pelosok negeri. Meskipun medan jalan yang cukup menantang di Dataran Tinggi Krayan, Nunukan, tidak menyurutkan langkah PLN dalam menghadirkan pasokan listrik yang andal.
Manager PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Nunukan Rendra Alfian Raharjo menyampaikan, kondisi persediaan BBM yang ada di PLTD Pa Upan saat ini cukup untuk dua hari ke depan. Sehingga pasokan listrik ke pelanggan masih terjaga.
“Saat ini pun sedang proses pengiriman BBM yang telah dikirim 2 hari yang lalu diperkirakan sudah sampai Pa Upan. Sehingga menambah hari operasi pembangkit untuk persediaan selam 12 hari ke depan,” ujar Rendra.
Kondisi medan jalan yang cukup berat mengakibatkan pengiriman BBM yang biasanya 2 hari menjadi 3-4 hari. Terdapat kerusakan jalan ada di 3 titik di perbatasan antara Lembudud dan Long Layu. Sejumlah jembatan juga dilaporkan hanyut akibat banjir yang mengakibatkan akses antara desa-desa di Krayan juga terputus total.
Selain itu, akses dari Malinau ke Krayan juga mengalami kerusakan parah akibat cuaca buruk. Alhasil kondisi tersebut memaksa petugas PLN untuk memikul jeriken untuk melintasi desa. Agar operasional pembangkit tetap berjalan dan pemadaman bisa dihindari. Tak hanya itu, petugas PLN juga harus bermalam di hutan dalam perjalanan pengantaran BBM untuk pembangkit.
“Namun tentu ini semua merupakan bentuk ikhtiar dan komitmen kami, dalan menghadirkan pasokan listrik yang andal bagi pelanggan,” ujar Rendra.
Ia menambahkan, jalanan di Krayan kini berubah menjadi lumpur bila kondisi hujan. Bahkan, mobil dengan gardan ganda pun harus ditarik oleh kendaraan lain untuk keluar dari lumpur. “Besar harapan PLN adanya perbaikan akses jalan di Krayan Selatan. Sehingga pendistribusian BBM dapat berjalan dengan lancar. Kami pun terus berupaya maksimal. Agar pengiriman BBM dapat berjalan lancar secara rutin dengan segala tantangan yang ada, untuk menjaga keberlangsungan operasional pembangkit dan pasokan listrik ke pelanggan,” tutupnya. (kn-2)