Arus Balik di Bandara Naik 5 Persen

ARUS BALIK BANDARA: Jumlah penumpang yang tiba di Bandara Juwata Tarakan naik 5 persen pada momen arus balik Lebaran Idulfitri 2025.

ARUS balik di Bandara Juwata Tarakan pasca Lebaran terlihat pada Minggu (6/4), dengan jumlah penumpang yang tiba mencapai 1.272 orang.

Ketua Posko Terpadu Angkutan Lebaran Bandara Juwata Tarakan Daverius Maarang menyebutkan, jumlah ini merupakan catatan tertinggi sementara. Namun, ia belum dapat memastikan, apakah angka tersebut mencerminkan puncak arus balik.

Hal itu masih harus dilihat hingga 11 April mendatang. Mengingat arus mudik dan balik bisa berlangsung hingga tanggal tersebut. Berdasarkan estimasi nasional, puncak arus balik memang diproyeksikan pada 6 April. Meskipun begitu, hal ini bisa berbeda tergantung daerah. Seperti Surabaya atau Jakarta, yang mungkin memiliki pola arus balik berbeda.

Baca Juga  Dugaan Kecurangan Minyakita di Tarakan

“Ada kecenderungan sebagian orang untuk datang lebih awal, agar memiliki waktu istirahat sebelum masuk kerja. Misalnya, mereka memilih tiba pada 5 April alih-alih tanggal 6,” sebutnya, Senin (7/4).

Dari data perbandingan tahun lalu, kedatangan penumpang pada tanggal yang sama tercatat meningkat 5,12 persen. Dari 1.210 pada 2024 menjadi 1.272 pada 2025. Namun, keberangkatan menunjukkan penurunan 7,27 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Berkaitan dengan tiket penumpang, lanjut Daverius, tidak ada laporan masalah ketersediaan tiket di masyarakat. Namun demikian, masyarakat mengeluhkan tingginya harga tiket. Beberapa tiket dilaporkan mencapai lebih dari Rp 3 juta. Meskipun setelah dicek ulang ke pihak maskapai, harga tersebut tidak terdaftar secara resmi.

Baca Juga  Oknum Polisi Turut Diperiksa

“Kemungkinan besar, masyarakat membeli tiket penerbangan secara terpisah dari satu kota ke kota lain. Sehingga harganya menjadi jauh lebih mahal,” ungkapnya.

Disinggung terkait jumlah pesawat yang beroperasi, Daverius mengatakan pada 6 April terdapat sembilan penerbangan. Sedikit lebih rendah dibanding hari sebelumnya yang memiliki lebih banyak penerbangan. Keterisian atau okupansi pesawat pada tanggal tersebut terlihat lebih tinggi dibandingkan hari-hari sebelumnya.

Baca Juga  Pembentukan DOB Masih Stagnan

Selain itu, ada insiden teknis yang menghambat operasional salah satu pesawat. Pesawat mengalami masalah hidrolik sehingga terjadi penundaan hingga sembilan jam. Untuk mengatasi hal tersebut, didatangkan pesawat pengganti dari Jakarta yang menjemput penumpang di Tarakan. Pesawat ini sekaligus membawa suku cadang untuk memperbaiki pesawat yang bermasalah.

“Setelah selesai diperbaiki, pesawat tersebut kembali beroperasi tanpa membawa penumpang. Karena waktu reservasi terlalu singkat untuk mengumpulkan calon penumpang dalam hitungan jam,” pungkasnya. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini