BENGKEL Toyota Kota Tarakan menemukan indikasi adanya perbedaan warna dan aroma pada bahan bakar minyak (BBM) kendaraan roda empat, saat proses perbaikan dilakukan.
Sejumlah kendaraan dilaporkan mengalami masalah pada mesin setelah diduga mengisi BBM di salah satu SPBU di Tarakan. Service Advisor Bengkel Toyota Agung menjelaskan, keluhan terkait Pertamax sudah berlangsung sejak Desember tahun lalu. Sementara itu, masalah serupa pada Pertalite baru mulai teridentifikasi beberapa bulan terakhir.
Agung menyebutkan keluhan awal yang disampaikan pelanggan adalah suara menggelitik dari mesin serta rendahnya tenaga mobil. “Keluhannya awal itu suara mesin berbunyi tek-tek-tek seperti menggelitik, tenaga rendah (low power). Saat mobil ditarik untuk menambah kecepatan, tarikan terasa kurang kuat,” jelasnya, Kamis (10/4).
Merespons keluhan tersebut, pihak bengkel melakukan pemeriksaan tangki BBM pada sejumlah kendaraan, baik yang baru maupun yang lama dengan keluhan serupa. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya perbedaan warna, aroma, serta kandungan zat berupa debu abu di dalam BBM tersebut. Hal itu dipastikan bukan berasal dari tangki kendaraan.
“Dari pemeriksaan kami di bengkel, dilakukan pengurasan tangki dan kondisinya ditemukan debu abu. Bahkan mobil baru pun mengalami kondisi serupa. Jadi dapat dipastikan bukan dari tangki,” kata Agung.
Agung menambahkan, belum dapat memastikan jumlah kendaraan yang bermasalah akibat dugaan BBM tersebut, meskipun ada laporan puluhan kendaraan yang terkena dampak. Data kendaraan yang masuk bengkel masih dalam proses pengecekan.
“Data total kendaraan masih kami coba periksa. Hari ini ada empat unit mobil masuk bengkel, sementara kemarin ada lima unit. Untuk estimasi sejak Desember nanti akan kami rekap datanya. Kami juga memverifikasi informasi dari media, terkait jumlah 70 hingga 100 kendaraan yang dilaporkan bermasalah,” sebutnya.
Sementara itu, Sales Branch Manager (SBM) Kaltimut V Fuel, Ferdi Kurniawan, menyatakan telah menindaklanjuti dugaan masalah tersebut. Ia menjelaskan, hanya sebagian kecil kendaraan di Tarakan yang mengalami kondisi tersebut, tidak semua kendaraan terkena dampaknya.
Ia juga menegaskan, proses pengecekan kualitas BBM di SPBU sudah dilakukan secara ketat sesuai SOP. “Hari ini BBM yang dijual di Tarakan sebenarnya sudah sesuai standar kualitas. Kami melakukan pengecekan dari densitas, warna, dan temperaturnya. Berdasarkan pengukuran densitas untuk bensin berkisar antara 0,715 hingga 0,770 mm. Meski demikian, kami akan memverifikasi lebih dalam lagi,” jelas Ferdi.
Ferdi juga menyoroti adanya laporan pihak bengkel terkait perubahan warna dan keruh pada BBM, serta semacam serbuk putih yang ditemukan. Sampel tersebut telah diambil untuk diteliti lebih lanjut.
“Pengecekan harian di SPBU adalah SOP standar kami untuk memastikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Jika nantinya ditemukan zat tertentu yang tidak sesuai, SOP akan disesuaikan, agar memastikan BBM yang dipasarkan benar-benar memenuhi spesifikasi,” tambahnya.
Ia juga menyatakan, data rinci terkait jumlah kendaraan berdampak masih belum diterima dari Toyota dan akan ditelusuri lebih lanjut untuk memastikan jenis kendaraan serta spesifikasinya.
“Kami belum bisa menarik kesimpulan apakah masalah ini murni disebabkan oleh BBM atau ada faktor lain terkait kondisi kendaraan. Semua ini akan kami dalami lebih lanjut,” pungkasnya. (kn-2)