Momen Lebaran 59.722 Penumpang Lewati Pelabuhan Tengkayu I Tarakan

LALU LINTAS PELABUHAN: Momen Lebaran, penumpang di Pelabuhan Tengkayu I Tarakan naik 5,4 persen.

TARAKAN – Jumlah penumpang speedboat di Pelabuhan Tengkayu I Tarakan mengalami peningkatan selama momen arus mudik dan balik Lebaran 2025. Peningkatan ini mencapai 5,4 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kepala Seksi Sarana Prasarana Keselamatan Angkutan Perairan UPTD Pelabuhan Tengkayu I Tarakan, Widia Ayu Saraswati mengatakan, data dari Posko Terpadu Angkutan Lebaran Idulfitri 1446 Hijriyah selama arus mudik dan balik 2025 menunjukkan terdapat 59.722 penumpang yang melewati Pelabuhan Tengkayu I Tarakan.

Posko tersebut beroperasi dari 24 Maret-7 April. Sehingga jumlah penumpang tahun ini jika dibandingkan tahun lalu meningkat sekitar 5,4 persen. “Dari total 59.722 penumpang, sebanyak 31.277 penumpang tiba di Tarakan dan 28.445 penumpang berangkat. Lebih banyak penumpang yang datang ke Tarakan dibandingkan yang berangkat ke daerah lain,” jelasnya, Jumat (11/4).

Salah satu penyebab banyaknya penumpang yang tiba, karena keinginan masyarakat untuk melanjutkan perjalanan ke luar Kaltara melalui Bandara Juwata Tarakan. Puncak arus mudik terjadi pada 28 Maret dengan jumlah 4.492 penumpang di Pelabuhan Tengkayu I.

“Sementara puncak arus balik tercatat pada 7 April, dengan jumlah mencapai 4.985 penumpang melalui pelabuhan ini,” sebutnya.

Selama arus mudik dan balik, terdapat 48-52 armada speedboat reguler yang melayani penumpang. Jumlah ini dinilai memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selama arus mudik dan balik, tidak ada kendala besar dalam proses bongkar muat penumpang dan barang. Karena dukungan dari kepolisian dan instansi terkait.

Baca Juga  Dua Terdakwa Divonis 2 Tahun Penjara

Selama pelaksanaan arus mudik dan balik, pihaknya juga mencatat tidak ada kemacetan kendaraan di area dermaga berkat diberlakukannya area drop zone. Pengantar dan penjemput hanya dapat berhenti di area tersebut.

“Dibandingkan tahun lalu, peningkatan jumlah penumpang sangat terbantu dengan adanya drop zone yang menjadi solusi. Untuk memecah kepadatan baik bagi penjemput maupun penumpang yang berangkat,” tuturnya.

Sementara berdasarkan pendataan Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara, pada Februari lalu, perkembangan angkutan sungai dan penyeberangan (ASDP) menunjukkan tren penurunan jumlah penumpang. Tercatat penumpang yang berangkat melalui pelabuhan speedboat di lima kabupaten/kota di Kaltara mengalami penurunan year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sebagai wilayah dengan banyak perairan, kehadiran angkutan speedboat menjadi krusial untuk menghubungkan daerah yang belum sepenuhnya dapat diakses melalui jalur darat. Jalur sungai dan laut menjadi sarana vital untuk mendukung perekonomian dan mobilitas penduduk, terutama distribusi barang serta penumpang.

Kepala BPS Kaltara Mas’ud Rifai menerangkan berdasarkan laporan, Bulungan mengalami penurunan jumlah penumpang berangkat sebesar -2,21 persen yoy pada Februari 2025, menjadi 3.647 orang. Secara kumulatif (Januari–Februari), penumpang yang berangkat tercatat 7.475 orang, turun -4,13 persen dari tahun sebelumnya.

Baca Juga  Tuntut Bongkar Muat di Pelabuhan Malundung

Untuk rute Tanjung-Tarakan 29.522 penumpang di Februari lalu, turun -2,94 persen yoy. Dengan total kumulatif 59.900 penumpang (-2,04 persen). Malinau 7.474 penumpang di Februari, turun -3,11 persen yoy, kumulatif 15.222 penumpang (-4,32 persen).

Kemudian di Nunukan 12.697 penumpang turun -0,59 persen yoy, kumulatif 25.489 penumpang (-1,10 persen). Tana Tidung 2.391 penumpang, turun -5,23 persen yoy, kumulatif 4.732 penumpang (-6,89 persen).

“Secara keseluruhan, total penumpang speedboat yang berangkat pada Februari mencapai 55.731 orang untuk seluruh Kaltara, mengalami penurunan -2,75 persen yoy. Dari sisi kumulatif (Januari–Februari 2025), tercatat 112.818 penumpang berangkat, turun -2,57 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya,” terangnya, Jumat (11/4).

Meski laporan resmi tidak secara mendetail menjelaskan penyebab penurunan. Beberapa faktor yang umumnya memengaruhi penurunan jumlah penumpang meliputi, cuaca, jadwal, serta lainnya. Terkadang operator speedboat melakukan penyesuaian jadwal atau rute demi efisiensi, sehingga dapat memengaruhi jumlah trip dan penumpang.

Selain itu, hujan deras, gelombang tinggi, atau cuaca ekstrem bisa berdampak pada keselamatan dan kenyamanan pelayaran. Sehingga mempengaruhi minat masyarakat untuk bepergian. Peningkatan infrastruktur jalan darat di beberapa lokasi berpotensi mengurangi ketergantungan masyarakat pada moda transportasi sungai atau laut.

Baca Juga  Hentikan Pengambilan Minyakita dari Surabaya

“Penerapan peraturan baru tentang keselamatan transportasi air, biaya bahan bakar, atau pembatasan jumlah penumpang bisa memengaruhi jumlah perjalanan,” ungkapnya.

Penurunan jumlah penumpang ini dapat membawa konsekuensi bagi masyarakat setempat dan pelaku usaha transportasi. Dari sisi ekonomi, berkurangnya penumpang berarti potensi penurunan pendapatan bagi operator speedboat. Bagi masyarakat, penurunan frekuensi atau kapasitas pelayaran juga dapat mempersulit akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan, maupun distribusi kebutuhan sehari-hari, terutama di wilayah terpencil.

Pemerintah daerah dan operator speedboat diharapkan dapat melakukan berbagai langkah strategis. Antara lain memastikan seluruh armada memenuhi standar keselamatan. Sehingga menarik kembali minat masyarakat untuk melakukan perjalanan via sungai atau laut. Menyediakan fasilitas pendukung, seperti ruang tunggu yang nyaman di pelabuhan, informasi jadwal yang akurat, serta layanan tiket daring (online) agar lebih efisien.
“Bisa juga dengan membangun sinergi antara pemerintah daerah, operator transportasi, pelaku usaha, serta masyarakat untuk mencari solusi inovatif dalam meningkatkan layanan dan mengantisipasi kendala, seperti perubahan cuaca,” tutupnya. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini