TANJUNG SELOR – Peredaran uang palsu (Upal) kembali terungkap di Kabupaten Bulungan. Hal ini pun patut diwaspadai warga Kabupaten Bulungan. Pasalnya, seorang pedagang gorengan keliling bernama Andi menjadi korban.
Kejadian tersebut, saat pria berusia 50 tahun itu berdagang persimpangan Jalan Mangga dan Sengkawit, Tanjung Selor. Andi mengaku melayani pelanggan seperti biasa. Seorang pria berusia sekitar 30–40 tahun, mengenakan helm dan mengendarai motor membeli gorengan Rp 10 ribu. Pria terdua pelaku itu menyerahkan selembar uang pecahan Rp 100 ribu.
“Karena ramai, saya tidak mencurigai apa-apa dan langsung memberikan kembalian Rp 90 ribu,” ucapnya, Jumat (18/4).
Tak berselang lama, Andi memeriksa uang di dompetnya dan menyadari lembaran Rp 100 ribu yang sudah diterimanya ternyata tipis. Tintanya pun mudah tergores dan tidak memiliki benang pengaman ciri khas uang asli. Kerugian yang ia tanggung senilai Rp 90 ribu. Meski merasa kecewa, Andi belum melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib. Ia hanya menyimpan lembaran uang palsu sebagai bukti.
“Saya sudah ikhlaskan, tapi tetap simpan uangnya kalau nanti diperlukan untuk penyidikan,” tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolresta Bulungan, Kombes Pol Rofikoh Yunianto melalui Kasi Humas Iptu Magdalena Lawai menyatakan hingga kini belum ada laporan resmi. Namun, temuan awal membuat Satreskrim Polresta Bulungan untuk turun ke lapangan dan menyelidiki dugaan peredaran uang palsu tersebut.
“Belum ada laporan formal, tetapi kami akan telusuri video dan bukti yang beredar,” kata dia.
Terduga pelaku sengaja menggunakan helm dan motor untuk mengaburkan identitas. Berikut beberapa langkah pencegahan bagi pedagang dan masyarakat, yakni raba ketebalan kertas, cek benang pengaman, dan gosok putih tinta untuk memastikan keaslian.
“Jika memungkinkan, manfaatkan alat pendeteksi otomatis. Bila menemukan ciri mencurigakan, hubungi kantor BI terdekat atau kepolisian,” ujarnya.
Untuk diketahui, kasus serupa pernah terjadi awal tahun ini beberapa pedagang dan pegawai perbankan di Kalimantan Utara sempat mendeteksi pecahan palsu. Bank Indonesia bersama aparat terus menggelar sosialisasi ke pedagang kaki lima hingga pasar tradisional. (kn-2)