TARAKAN – Baru-baru ini, dunia maya dihebohkan oleh video yang menunjukkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) diduga mengandung tepung dan kutu.
Beras tersebut diperkirakan sudah lama disimpan hingga mengalami kerusakan. Kepala Perum Bulog Divre Tarakan Sri Budi Prasetyo mengatakan, jika beras itu berasal dari outlet binaan dan kualitasnya buruk, konsumen dipersilakan mengembalikannya. Ia menekankan pengembalian diperbolehkan selama masalahnya bukan karena kesengajaan.
“Kami juga khawatir beras yang berangkat dengan kualitas baik mungkin mengalami penurunan kualitas ketika sampai di Rumah Pangan Kita (RPK). Karena perlakuan yang tidak diketahui. Selama kemasan dan isinya masih sama, seharusnya tidak ada perubahan,” ujarnya, Senin (21/4).
Jika ditemukan penurunan mutu, masyarakat diimbau segera mengembalikannya. Agar dapat memastikan barang sesuai standar kualitas yang diharapkan. Beras Bulog, yang tidak menggunakan pengawet, memang akan berubah setelah disimpan lebih dari satu bulan.
Masyarakat yang ingin mengajukan keluhan dapat melakukannya di kantor Bulog Tarakan, outlet binaan atau melalui media massa. Masalah ini akan ditelusuri jika terbukti terjadi.
“Ada kasus di mana seorang konsumen menemukan bagian bawah kemasan beras SPHP kotor dan menggumpal setelah digunakan beberapa kilogram. Konsumen mengajukan keluhan melalui RPKA dan pihak Bulog siap mengganti beras,” tegasnya.
Beras yang disimpan terlalu lama tanpa perawatan rentan hama, yang akhirnya membuatnya berubah menjadi tepung. Oleh karena itu, Sri Budi menyarankan agar outlet binaan mereka menjual beras maksimal dalam waktu tujuh hari untuk mencegah perkembangan hama.
Hama bisa menetas dalam waktu tujuh hingga empat belas hari tergantung jenisnya. Perawatan berkala diperlukan jika beras disimpan dalam periode lama demi menjaga kualitasnya. Untuk penyimpanan yang lebih tahan lama, direkomendasikan menggunakan kemasan khusus dan mesin penyimpanan beras yang dapat mengurangi risiko infestasi kutu.
Pentingnya perawatan dalam menjaga kualitas beras diakui, terutama untuk pengusaha beras premium yang biasanya tidak menyimpan stok terlalu lama. “Berbeda dengan Bulog yang ditugaskan sebagai cadangan beras pemerintah, penyimpanan dalam jangka panjang adalah sebuah keharusan. Sehingga dilakukan penyemprotan setiap bulan dan migrasi setiap dua hingga tiga bulan untuk pemeliharaan kualitas,” pesannya. (kn-2)