Jumlah Pengguna QRIS Terus Bertambah

PENGGUNAAN QRIS: Salah satu kedai kopi di Tarakan masih mengandalkan QRIS sebagai alat pembayaran.

TARAKAN – Hingga Februari 2025, jumlah pedagang atau merchant yang menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) telah mengalami peningkatan yang signifikan, mencapai 99.536 merchant. Ini menunjukkan penambahan sebanyak 4.167 pedagang dibandingkan dengan posisi pada 31 Desember 2024, yang tercatat 95.369 pedagang.

Hasiando Ginsar Manik selaku Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara menjelaskan, peningkatan yang sama juga terjadi pada jumlah pengguna baru QRIS di kawasan ini. Per Februari 2025, jumlah pengguna QRIS tercatat sebesar 123.162 orang, bertambah 1.725 pengguna jika dibandingkan akhir Desember 2024, yang saat itu mencapai 121.437 pengguna.

Baca Juga  6 Peserta Bersaing untuk 3 Terbaik

“Selama bulan Maret 2025, Kantor Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara mencatat terjadinya net outflow senilai Rp 426,95 miliar. Arus keluar uang tunai pada bulan tersebut mencapai Rp 482,01 miliar, yang menunjukkan pertumbuhan 119,54 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). Sebaliknya, arus masuk uang tunai tercatat sebesar Rp 55,06 miliar, menunjukkan kontraksi sekitar -54,94 persen (yoy),” sebutnya.

Untuk menjaga kualitas peredaran uang di masyarakat, Bank Indonesia secara berkala melakukan dropping dan penarikan uang. Termasuk memasukkan kembali uang yang tidak layak edar melalui tiga Kas Titipan Bank Indonesia di lokasi Tanjung Selor, Malinau, dan Nunukan.

Baca Juga  Penjual Mainan Ditemukan Tewas Akibat Sakit

Selain itu, sepanjang bulan Maret 2025, Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) telah berjalan dengan lancar melalui layanan BI-Fast, Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) di wilayah Kaltara. Dalam periode ini, nilai transaksi melalui BI-Fast mencapai Rp 3,40 triliun, mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan nilai tahun sebelumnya sebesar Rp 1,67 triliun.

“Volume transaksi BI-Fast juga meningkat, mencapai 1,64 juta transaksi dibandingkan dengan 640 ribu transaksi pada tahun sebelumnya,” tegasnya.

Baca Juga  Terkuak, Kasus Bayi yang Ditelantarkan

Namun demikian, nilai transaksi melalui BI-RTGS pada bulan Maret 2025 tercatat menurun sebesar -20,43 persen (yoy) sehingga mencapai Rp 926,8 miliar. Volume transaksi BI-RTGS juga mengalami kontraksi dengan jumlah transaksi sebanyak 558 atau turun -5,58 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).

“Untuk transaksi transfer dana yang dilakukan melalui SKNBI pada Maret 2025, nilainya mengalami penurunan -6,21 persen (yoy) menjadi Rp323,8 miliar. Volume transaksi SKNBI juga mengalami sedikit kontraksi dengan catatan sebanyak 6.612 transaksi atau penurunan sekitar -1,18 persen (yoy),” pungkasnya. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini