TANJUNG SELOR – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Pemprov Kaltara) memulai pembangunan Gedung Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltara di Pusat Pemerintahan (Puspem) Kota Baru Mandiri, Tanjung Selor.
Proses peletakan batu pertama menandai komitmen pemerintah daerah, dalam memperkuat sistem penanggulangan bencana. Gedung Pusdalops BPBD Kaltara akan menjadi pusat komando dan pemantauan 24 jam yang terintegrasi. Berfungsi sebagai penghubung utama antara BPBD, instansi terkait, dan masyarakat dalam situasi normal maupun darurat.
Keberadaan fasilitas ini sangat krusial, mengingat kondisi geografis Kaltara yang rawan bencana. Mulai dari banjir, kebakaran hutan, hingga bencana non-alam. Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang menegaskan, pembangunan Pusdalops bukan sekadar proyek fisik. Melainkan wujud nyata komitmen pemerintah meningkatkan kecepatan dan efektivitas koordinasi saat bencana.
“Ini bukan sekadar bangunan fisik, melainkan wujud nyata komitmen kita meningkatkan kecepatan dan efektivitas koordinasi saat bencana,” ujarnya, Jumat (25/4) lalu.
Gedung ini didesain sesuai standar teknis BPBD dan ditargetkan rampung sebelum musim hujan tiba. Seluruh perangkat operasional, mulai dari server, alat monitoring, hingga sistem komunikasi canggih, akan disediakan oleh Pemerintah Pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Termasuk bantuan hibah dari luar negeri, seperti Australia, melalui program Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP).
“Jadi Kaltara juga masuk dalam bantuan dari IDRIP ini,” imbuhnya.
Proyek pembangunan Pusdalops BPBD Kaltara menelan anggaran Rp 3 miliar, seluruhnya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan dana hibah Bank Dunia melalui IDRIP. Selain gedung, BNPB juga menyediakan seluruh peralatan pendukung, interior, hingga mobiler. Pemerintah daerah, menurut Gubernur, akan melengkapi kebutuhan tambahan setelah pembangunan rampung.
“Kontraktor pelaksana diminta menjaga kualitas pekerjaan. Agar fasilitas ini benar-benar siap digunakan untuk mendukung kesiapsiagaan bencana. Saya minta kualitas dijaga, terutama nama baik perusahaannya,” tegasnya.
Pusdalops BPBD berperan sebagai pusat kendali operasi bencana, mulai dari konsolidasi data, pemantauan potensi dan kejadian bencana, hingga koordinasi tanggap darurat dan pasca-bencana. Fasilitas ini juga menjadi sentra komunikasi dan koordinasi lintas sektor, memastikan seluruh data dan informasi kebencanaan terpantau secara real time. Serta respons petugas lebih cepat dan tepat sasaran.
Di tempat yang sama, Kepala Pelaksana BPBD Kaltara Andi Amriampa menambahkan, seluruh personel yang akan bertugas di Pusdalops telah mengikuti pelatihan sistem pengendalian operasi dan siap menjalankan tugas begitu gedung beroperasi.
“Dengan fasilitas baru, saya yakin respons bencana di Kaltara akan semakin cepat dan tepat sasaran,” ungkapnya.
Pembangunan Gedung Pusdalops BPBD menjadi penting guna kesiapsiagaan bencana di Kalimantan Utara. Diharapkan, kehadiran fasilitas ini mampu memperkuat koordinasi, mempercepat respons. Serta meningkatkan ketangguhan daerah menghadapi berbagai ancaman bencana, baik alam maupun non-alam.
“Targetnya, pembangunan selesai tahun ini dan siap beroperasi,” tutupnya. (kn-2)