TARAKAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tarakan mengungkapkan pentingnya upaya mitigasi bencana di wilayah Kelurahan Karang Anyar, yang selama ini dikenal rawan banjir dan tanah longsor saat cuaca ekstrem.
Kepala BPBD Tarakan, Yonsep, mengatakan sejumlah langkah penanggulangan banjir telah dilaksanakan, baik melalui program pengerukan sungai maupun pembangunan jembatan yang lebih tinggi untuk memperlancar aliran air.
“Sekarang ini kita jarang mendengar Karang Anyar dilanda banjir besar. Kalaupun ada genangan, itu hanya bertahan sebentar. Tidak seperti dulu yang bisa berjam-jam. Ini berkat mitigasi yang sudah dilakukan,” jelas Yonsep, belum lama ini.
Namun demikian, ia menekankan untuk jangka panjang, diperlukan upaya lebih besar, salah satunya adalah reboisasi di kawasan hulu sungai Karang Anyar. Berdasarkan hasil pengamatan BPBD, wilayah hulu kini banyak yang telah gundul akibat alih fungsi lahan menjadi permukiman.
“Kerusakan di hulu sungai berdampak langsung pada daya tampung dan daya hambat air hujan. Tanpa adanya penahan alami, air hujan dengan cepat mengalir ke bawah, memperbesar risiko banjir dan longsor. Karena itu, kami mendorong adanya penghijauan kembali di area tersebut,” jelasnya.
Berdasarkan analisa BPBD, jika tidak ada langkah reboisasi, dalam kurun lima tahun ke depan. Banjir di Kelurahan Karang Anyar bisa terjadi hanya dengan durasi hujan satu jam saja.
“Ini skenario terburuk yang mungkin terjadi. Harus ada kesadaran bersama, baik dari pemerintah maupun masyarakat, untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan,” ujar Yonsep.
Selama ini, Pemkot Tarakan dinilai sudah melakukan sejumlah langkah mitigasi struktural. Namun untuk reboisasi, BPBD menilai diperlukan keterlibatan lebih luas dari semua elemen masyarakat.
“Reboisasi bukan hanya untuk mengurangi banjir. Tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem. Penanaman pohon di perbukitan harus dilakukan secara masif agar dampaknya bisa dirasakan secara nyata,” ungkap Yonsep.
BPBD Tarakan berharap dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait. Risiko bencana di wilayah Karang Anyar dapat diminimalisir, demi keselamatan dan keberlangsungan lingkungan di masa depan. (kn-2)