TANJUNG SELOR – Meningkatnya kasus Covid-19 di sejumlah wilayah memicu kewaspadaan pemerintah daerah, termasuk Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang menyatakan, telah mengambil sikap untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya virus ke wilayah perbatasan tersebut.
“Supaya (Covid-19) tidak masuk ke Kaltara, kita sama-sama harus menjaga lingkungan dan menjaga antibodi masing-masing,” pesannya, Selasa (10/6).
Meski hingga saat ini belum ditemukan kasus baru di Kaltara, ia menegaskan kewaspadaan tetap harus ditingkatkan.
“Alhamdulillah sampai saat ini belum ada kasus. Tapi kalau nanti itu berkembang, ya kita akan lakukan langkah-langkah untuk mencegah masuknya virus itu ke Kaltara,” tambahnya.
Salah satu perhatian serius Pemprov Kaltara adalah potensi penyebaran dari negara tetangga seperti Malaysia, yang belakangan mencatat lonjakan kasus. Sebagai provinsi yang berbatasan langsung dengan Negeri Jiran, Kaltara memiliki titik-titik rawan masuknya pelintas batas, baik resmi maupun tidak resmi.
“Kita nanti akan koordinasi dengan pihak Imigrasi, Dinas Kesehatan di perbatasan, serta OPD-OPD terkait yang menjaga jalur masuk. Nggak selalu saat mereka masuk kita harus cek suhu badannya, kemudian kita cek apakah dia membawa virus atau tidak,” jelasnya.
Langkah antisipatif tersebut menjadi bagian dari upaya Pemprov untuk menjaga Kaltara tetap aman dari gelombang baru penyebaran COVID-19. Pemerintah juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada, menjaga protokol kesehatan, serta meningkatkan imunitas tubuh melalui pola hidup sehat.
“Menemukan Kaltara aman, itu yang kita harapkan,” ungkapnya.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pun mengeluarkan Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2025. Edaran ini ditujukan kepada seluruh Dinas Kesehatan dan direktur rumah sakit di Indonesia, sebagai bentuk penguatan kewaspadaan dini terhadap potensi lonjakan kasus.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltara Usman membenarkan, telah menerima dan menindaklanjuti surat tersebut yang terbit pada 23 Mei 2025. Ia menegaskan, meskipun situasi Covid-19 di Indonesia saat ini masih tergolong terkendali. Namun langkah antisipasi sangat penting untuk mencegah terjadinya lonjakan signifikan.
“Covid-19 memang sudah masuk status endemis, tapi bukan berarti kita boleh lengah. Kewaspadaan tetap harus dijaga, agar tidak berkembang menjadi kejadian luar biasa (KLB), apalagi sampai kembali ke masa pandemi,” ujar Usman, belum lama ini.
Dinas Kesehatan Provinsi telah menyampaikan edaran tersebut kepada seluruh kepala dinas kabupaten/kota di Kaltara. Dalam edaran tersebut, ditegaskan pentingnya edukasi masyarakat dan kesiapan layanan kesehatan di seluruh tingkatan.
“Kami tidak ingin terulang seperti sebelumnya, saat semua serba tidak siap. Maka dari itu, edukasi soal protokol kesehatan dan pemantauan gejala kembali kami dorong hingga ke tingkat layanan primer,” tegasnya.
Kaltara yang berbatasan langsung dengan Malaysia juga menjadi perhatian tersendiri. Dalam surat edaran Menkes disebutkan secara eksplisit langkah-langkah pengawasan di wilayah perbatasan negara. Termasuk instruksi karantina bagi petugas yang menunjukkan gejala Covid-19 setelah kontak atau perjalanan dari luar negeri.
“Kami sudah sampaikan ke fasilitas layanan kesehatan, khususnya yang ada di wilayah perbatasan. Jika ada gejala, harus segera dilaporkan dan ditangani cepat,” jelasnya.
Meski demikian, Usman meyakini tingkat imunitas masyarakat Indonesia, khususnya di Kaltara sudah cukup baik. Hal ini karena mayoritas penduduk telah mengikuti program vaksinasi saat masa pandemi beberapa tahun lalu.
“Imun masyarakat kita cukup kuat karena sebelumnya sudah divaksin. Tapi kami tetap mengingatkan, jangan anggap remeh gejala ringan. Jika ada tanda-tanda, segera cek ke fasilitas kesehatan,” terangnya.
Dinas Kesehatan akan terus memantau situasi secara aktif, serta siap melakukan evaluasi jika situasi berubah. Masyarakat pun diimbau tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, sebagai langkah dasar pencegahan berbagai penyakit, termasuk Covid-19. (kn-2)