Sosek Malindo Fokus Bidang Sosial dan Budaya

FESTIVAL BUDAYA: Kerja sama Sosek Malindo pertemuan Kertas Kerja Kelompok 2 difokuskan pada bidang sosial dan budaya.

TANJUNG SELOR – Forum kerja sama Sosial Ekonomi Indonesia–Malaysia atau disingkat menjadi Sosek Malindo kembali membahas sejumlah isu strategis lintas batas, dalam pertemuan Kertas Kerja Kelompok 2 yang difokuskan pada bidang sosial dan budaya.

Kolaborasi kedua negara mencakup aspek kebudayaan, kepemudaan, kesehatan, hingga pendidikan vokasi. Salah satu agenda penting pelaksanaan Festival Kebudayaan Antarbangsa yang akan digelar di Tawau, Malaysia. Festival ini dipandang sebagai momentum mempererat hubungan budaya Indonesia–Malaysia, sekaligus menjadi peluang ekonomi bagi Kalimantan Utara.

“Ini menjadi kesempatan bagi kabupaten/kota di Kaltara untuk ikut mempromosikan budaya lokal. Selain itu, kita berharap masyarakat Sabah yang datang bisa berbelanja dan meningkatkan perputaran ekonomi di daerah,” jelas Kepala Bappeda Litbang Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) Bertius, Senin (7/7).

Baca Juga  Dua Rumah Hangus Terbakar, Satu Orang Alami Luka

Sebagai tindak lanjut kerja sama budaya, Pemerintah Provinsi Kaltara juga mengundang partisipasi Negeri Sabah dalam sejumlah agenda seni budaya yang digelar sepanjang semester kedua 2025, antara lain Iraw Adat Tidung Borneo di Kabupaten Nunukan, 19–24 Juli 2025. Festival Aco Lundayeh di Krayan, September 2025. Iraw di Kabupaten Malinau dan Bulungan, Oktober 2025.

“Berbagai agenda ini diharapkan menjadi ruang interaksi budaya. Serta memperluas kerja sama sosial antarnegara serumpun di wilayah perbatasan,” terangnya.

Dalam sektor kepemudaan, Pemerintah Negeri Sabah juga mengusulkan program Jelajah Belia. Yakni kunjungan pemuda Sabah ke Provinsi Kaltara pada September 2025.

Baca Juga  Mekanisme Paslon Sebelum Kampanye, Wajib Serahkan 3 Laporan

“Program ini dinilai sebagai upaya mempererat hubungan antargenerasi muda dan membuka wawasan lintas negara,” kata dia.

Sementara di bidang pendidikan, kerja sama masih dalam tahap penjajakan. Khususnya terkait pertukaran pelajar dan pengembangan vokasi. Pemerintah Kaltara membuka peluang bagi kerja sama antarlembaga pendidikan di kedua wilayah guna meningkatkan kompetensi sumber daya manusia.

Isu terbaru yang turut dibahas dalam forum ini, ancaman penyebaran Virus Nipah, yang telah teridentifikasi di kawasan perairan Kalimantan Utara. Virus ini disebut menyerang sistem imun manusia dan memiliki kemiripan gejala dengan Covid-19. Sebagai langkah antisipatif, pihak Malaysia khususnya Sabah telah memperketat akses masuk bagi warga Indonesia.

Baca Juga  Tiga Pegulat Kaltara Siap Bertarung di PON Beladiri 2025, Optimis dan Target Bawa Pulang Medali

Pengetatan ini meliputi kewajiban surat keterangan kesehatan dan prosedur karantina yang lebih ketat di pintu-pintu perbatasan. Menurut dia, ini menjadi perhatian bersama karena menyangkut kesehatan publik. Oleh sebab itu, protokol karantina akan diperkuat di kedua sisi.

Selain isu-isu tematik, forum kelompok kerja juga membahas evaluasi atas kerja sama rutin yang sudah berjalan. Termasuk penguatan perdagangan antarwilayah, peningkatan infrastruktur pendukung lintas batas, dan harmonisasi kebijakan sosial ekonomi antara kedua negara.

“Kerja sama ini bukan hanya soal proyek fisik. Tapi juga bagaimana kita membangun hubungan antarmasyarakat, saling memahami, dan saling menguatkan secara sosial dan ekonomi,” pungkasnya. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini