TARAKAN – Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Utara (Kaltara) Brigjen Pol. Tatar Nugroho merasa prihatin terkait dugaan keterlibatan oknum polisi di Nunukan dalam kasus narkoba.
Ia menegaskan pemberantasan narkotika seharusnya menjadi ujung tombak, bukan sebaliknya. “Kita sangat prihatin, semoga kejadian ini menjadi pelajaran buat yang lain untuk tidak bermain-main tentang narkoba,” ujar Brigjen Pol. Tatar Nugroho, Jumat (11/7).
Ia juga mengimbau seluruh lapisan masyarakat, khususnya di Kalimantan Utara. Untuk proaktif memberikan informasi terkait adanya oknum-oknum yang terlibat narkoba. Hal ini penting untuk melakukan langkah-langkah antisipasi dan pencegahan, agar situasi tidak semakin parah.
“Saya mengimbau juga pada seluruh APH (Aparat Penegak Hukum), sebaiknya tidak main-main dengan narkoba. Karena narkoba ini memang sudah menjadi program prioritas dan cita-citanya presiden,” tegasnya.
Tatar mengingatkan, ancaman hukuman bagi pelaku narkoba sangat berat. Bahkan ada kasus di Indonesia yang dituntut hukuman mati, seperti di Lampung, Kepulauan Riau, dan Barelang.
Secara internal, BNNP Kaltara akan memperketat pengawasan terhadap personelnya. Tatar secara terbuka mengajak masyarakat untuk tidak ragu melaporkan jika menemukan personel BNN yang terlibat narkoba.
“Saya terbuka, membuka pintu selebar-lebarnya untuk masyarakat apabila menemukan personel saya BNN yang bermain-main dengan narkoba. Bila perlu masyarakat tangkap saja, arahkan ke saya,” imbuhnya.
Ia menegaskan akan memproses sendiri oknum personel yang terbukti terlibat narkoba dan menjamin kerahasiaan serta keamanan pelapor, asalkan ada bukti kuat keterlibatan.
Diberitakan sebelumnya, oknum Kasat Reskoba Polres Nunukan diduga terlibat dalam penyalahgunaan narkotika. Ia bersama tiga oknum polisi lain diamankan tim Mabes Polri di Kabupaten Nunukan, Rabu (9/7). (kn-2)