TANJUNG SELOR – Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltara terus menggenjot upaya peningkatan rasio elektrifikasi di seluruh wilayah. Fokus utama diarahkan pada desa-desa yang belum mendapatkan akses listrik, terutama di daerah perbatasan dan pedalaman.
Kepala Dinas ESDM Kaltara Yosua Batara Payangan menjelaskan, dalam konteks pembangunan kelistrikan, ada dua pendekatan yang dapat ditempuh. Yakni peningkatan rasio elektrifikasi dan peningkatan jumlah desa berlistrik. Namun, Kaltara memilih fokus pada pendekatan kedua. Karena dinilai lebih relevan dengan kondisi geografis provinsi ini yang luas dan banyak desa terpencil.
“Rasio elektrifikasi itu dihitung berdasarkan jumlah kepala keluarga atau penduduk yang memiliki akses listrik. Kalau kita kejar dari sisi itu, maka pembangunannya pasti terkonsentrasi di kota karena jumlah penduduknya besar,” ujarnya, Minggu (5/10).
Sementara di desa, lanjutnya, jumlah penduduk cenderung kecil. Sehingga kontribusinya terhadap peningkatan rasio elektrifikasi juga kecil. Namun dari sisi pemerataan pembangunan, desa-desa tersebut justru membutuhkan perhatian lebih karena masih banyak yang belum tersentuh jaringan listrik.
“Kalau kita mau mendorong pemerataan Pembangunan. Maka yang kita kejar adalah peningkatan jumlah desa berlistrik. Jadi, fokus kita bukan hanya menambah angka rasio elektrifikasi. Tapi memastikan semua desa di Kaltara bisa menikmati listrik,” tegasnya.
Ia mencontohkan, beberapa desa di wilayah perbatasan seperti di Krayan dan Lumbis. Masih memiliki tantangan dalam penyediaan Listrik. Karena letak geografisnya yang sulit dijangkau. Meski demikian, pemerintah tetap berkomitmen membangun infrastruktur listrik di wilayah tersebut.
“Walaupun penduduknya sedikit, desa-desa di perbatasan tetap harus mendapatkan layanan listrik. Mereka bagian dari masyarakat Kaltara. Bagian dari Indonesia yang harus merasakan manfaat pembangunan,” katanya.
Dinas ESDM Kaltara pun terus bersinergi dengan PLN dan Pemerintah Pusat dalam memperluas jaringan Listrik. Baik melalui sambungan listrik konvensional maupun energi baru terbarukan.
“Kami ingin pembangunan energi di Kaltara benar-benar merata. Dengan listrik, masyarakat bisa meningkatkan kualitas hidup, membuka peluang ekonomi baru, dan mempercepat kemajuan desa,” bebernya.
Melalui langkah ini, pemerintah berharap tidak ada lagi desa di Kaltara yang hidup dalam gelap. Semua masyarakat baik di perkotaan maupun di pelosok perbatasan, dapat menikmati terang yang sama dari pembangunan listrik nasional. (kn-2)