Agustus 2025, Jumlah Penumpang Menurun 11,42 Persen

ALAMI PENURUNAN: Pada Agustus 2025 dari data BPS Kaltara jumlah penumpang speedboat yang berangkat maupun datang tercatat sebanyak 74.454 orang.

TANJUNG SELOR – Aktivitas transportasi laut dan sungai di Provinsi Kalimantan Utara yang selama ini menjadi nadi pergerakan masyarakat, mencatat penurunan jumlah penumpang pada Agustus 2025.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara, jumlah penumpang speedboat yang berangkat maupun datang pada periode tersebut tercatat sebanyak 74.454 orang. Menurun 11,42 persen dibandingkan Juli 2025 yang mencapai 84.051 orang.

Kepala BPS Kaltara Mas’ud Rifai mengatakan, penurunan ini terjadi di hampir semua pelabuhan utama di Kaltara. Seperti di Bulungan, Tarakan, Tana Tidung, Malinau, dan Nunukan. Meski demikian, tren penurunan ini tidak terjadi merata pada semua wilayah.

“Secara kumulatif, jumlah penumpang yang bepergian melalui jalur laut dan sungai sepanjang Januari–Agustus 2025 mencapai 619.297 orang, turun 4,01 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” terangnya, Selasa (7/10).

Pelabuhan Bulungan mencatat jumlah penumpang berangkat sebanyak 21.016 orang pada Agustus 2025, turun 7,02 persen dari bulan sebelumnya. Penurunan terbesar terjadi di Pelabuhan Tana Tidung yang mencapai 24,88 persen, disusul Liem Hie Djung Nunukan yang menurun 19,40 persen.

Baca Juga  Klaim Ketersediaan Pangan Aman, Di Bulungan Sidak Mamin di Minimarket

Namun, Pelabuhan Malinau justru mencatatkan pertumbuhan positif. Dengan kenaikan penumpang kumulatif mencapai 10,50 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Kondisi ini menunjukkan konektivitas laut di Malinau semakin berkembang. Didorong meningkatnya mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi lokal,” ungkapnya.

Sementara itu, Pelabuhan Tengkayu Tarakan masih menjadi jalur dengan jumlah penumpang terbesar, mencapai 36.659 orang pada Agustus 2025. Akan tetapi angka ini tetap mengalami penurunan 12,51 persen dibandingkan Juli 2025.

“Tren penurunan penumpang speedboat kemungkinan dipengaruhi oleh faktor musiman, seperti berakhirnya masa liburan sekolah. Serta kondisi cuaca yang kurang bersahabat di beberapa rute pelayaran,” jelasnya.

Dia menilai, peran transportasi laut dan sungai tetap vital di Kaltara sebagai penghubung utama antarwilayah. Terutama di daerah yang sulit dijangkau melalui jalur darat maupun udara.

“Pemerintah daerah pun diharapkan terus memperkuat sarana dan prasarana pelabuhan guna menjaga stabilitas konektivitas antarwilayah di provinsi perbatasan ini,” ujarnya.

Baca Juga  5 Rumah Sewa Ludes Terbakar

Sementara berkaitan dengan tingkat inflasi tahunan (year on year/y-on-y) pada September 2025 mencapai 2,32 persen. Kenaikan ini terjadi akibat meningkatnya harga pada sejumlah kelompok pengeluaran, terutama bahan makanan dan jasa perawatan pribadi.

Menurut Mas’ud, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kaltara naik dari 105,21 pada September 2024 menjadi 107,65 pada September 2025. Sementara itu, secara month to month (m-to-m) terjadi deflasi 0,01 persen, dan inflasi year to date (y-to-d) tercatat 1,83 persen.

Kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi y-on-y. Mencakup kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,50 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,73 persen. Serta perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mencatatkan kenaikan tertinggi mencapai 8,47 persen.

“Kenaikan harga pada kelompok bahan makanan seperti beras, bawang merah, minyak goreng. Serta tarif rumah sakit dan emas perhiasan menjadi penyumbang utama inflasi bulan ini,” sebutnya.

Baca Juga  Investor Asing Minta Jaminan Negara

Adapun kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan harga atau deflasi antara lain pakaian dan alas kaki 0,10 persen, perlengkapan dan peralatan rumah tangga 0,50 persen, serta transportasi 2,04 persen. Beberapa komoditas yang paling dominan memberikan sumbangan inflasi pada September 2025 meliputi emas perhiasan, tarif air minum PAM, ikan bandeng, bawang merah, dan beras.

Untuk komoditas yang memberikan sumbangan deflasi adalah angkutan udara, cabai rawit, ikan layang, dan labu parang. Dari sisi kontribusi per kelompok, makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar dengan andil 1,13 persen. Diikuti kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,61 persen, serta perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,45 persen.

Secara keseluruhan, meskipun sempat terjadi deflasi bulanan, tren inflasi di Kaltara masih menunjukkan kenaikan moderat. Pemerintah daerah diharapkan terus menjaga stabilitas harga pangan dan memperkuat koordinasi pengendalian inflasi daerah menjelang akhir tahun. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini