Perumda Media Telekomunikasi Terkendala Modal Investasi

RAPAT DENGAR PENDAPAT: Komisi II DPRD Tarakan memanggil Perumda Media Telekomunikasi terkait kondisi dan perencanaan, Selasa (14/10).

TARAKAN – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Media Telekomunikasi Tarakan dinyatakan berada dalam kondisi keuangan ‘tidak sehat’, yang menyebabkan kesulitan dalam mengembangkan lini bisnisnya, termasuk Tarakan TV dan Tarakan Net.

Fakta ini terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi II DPRD Kota Tarakan bersama Perumda dan Bagian Perekonomian Sekretariat Pemkot Tarakan, pada Selasa (14/10).

Ketua Komisi II DPRD Tarakan Simon Patino mengungkapkan, Perumda Media Telekomunikasi saat ini hanya dalam posisi bertahan dan mengalami kendala untuk pembiayaan lini bisnis. Pihaknya pun meminta Perumda fokus membayar gaji karyawan untuk sementara waktu. Sambil menunggu studi kelayakan bisnis yang meyakinkan.

Baca Juga  Kaltara Tambah Medali Perunggu dari Cabang Sambo

“Selain masalah modal, Komisi II juga menyoroti ketiadaan serah terima data dan keuangan dari direktur lama ke direktur baru. Yang dinilai sebagai sebuah kekurangan administrasi,” tegasnya.

Staf Bagian Perekonomian Setkot Tarakan Fitriani menjelaskan, Pemkot Tarakan memang telah menghentikan pemberian penyertaan modal berupa uang sejak tahun 2022 hingga 2024. Penghentian ini diputuskan karena kondisi keuangan Perumda yang sejak didirikan tidak pernah menunjukkan nilai positif.

“Beliau (Kuasa Pemilik Modal/KPM) mengambil keputusan bahwa untuk penyertaan modal berupa uang untuk sementara waktu tidak diberikan,” tegasnya.

Baca Juga  Tak Ada PSU Lagi

Pemkot kini mendorong Perumda untuk memanfaatkan aset yang ada atau mengajukan pinjaman ke bank. Terkait usulan pinjaman modal ke bank, Fitriani menyebut telaah staf telah disampaikan ke KPM sebulan lalu.

“Tapi, surat dukungan jaminan Pemkot sebagai syarat pengajuan pinjaman ke bank belum juga dikeluarkan,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Perumda Media Telekomunikasi, Rusman Fahrezan Baliha mengakui kondisi ini dan memaparkan potensi besar dari optimalisasi infrastruktur kabel serat optik yang telah terpasang di beberapa jalur vital.

Baca Juga  ASN Terlibat Politik Praktis, Sanksi Menanti

Menurut Rusman, instansi pemerintah dan swasta potensial berlangganan layanan internet berstabilitas tinggi yang mereka tawarkan. Namun, kendala utamanya adalah modal investasi untuk membeli perangkat dan biaya instalasi. “Saat ini hanya mampu untuk membiayai operasional, investasi itu belum ada sama sekali,” kata Rusman.

Ia menargetkan optimalisasi jalur yang ada, sebab saat ini pelanggan baru di bawah 30 persen. “Bayangkan kalau semuanya itu dari total 400-an tadi itu dan intensifikasi 40 persen saja berlangganan, itu lumayan gede untungnya,” tutupnya. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini