TARAKAN – Pelayanan suplai air baku dari bendungan Binalatung ke Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Alam Tarakan akan dihentikan sementara.
Penghentian ini dimulai 15-19 Oktober 2025, karena Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan V Tanjung Selor melakukan perbaikan pada pintu intake Bendungan Binalatung.
Kepala BWS Kalimantan V Tanjung Selor Mustafa menjelaskan, pemeliharaan ini krusial untuk mengatasi masalah kebocoran yang telah berlangsung selama tiga tahun terakhir dan memastikan stabilitas pasokan air baku di Tarakan. Bendungan Binalatung, yang ditetapkan menjadi bendungan sejak 2016, memiliki kapasitas penting sebesar 150 liter per detik untuk kebutuhan warga Tarakan.
“Sudah tiga tahun, pintu intake terdeteksi mengalami kebocoran. Tahun lalu kami sudah membuat stop lock (penahan sementara) untuk menghentikan aliran air. Tapi masih ada rembesan, sehingga perbaikan tidak bisa dilakukan secara cepat,” jelas Mustafa, Rabu (15/10).
Menurut Mustafa, kebocoran terjadi pada tahun 2022 karena posisi sedimen yang tidak merata di bawah pintu. Menyebabkan pintu tidak dapat menutup rapat sempurna saat diturunkan atau dinaikkan. Proses perbaikan akan fokus pada pembongkaran dan pemasangan kembali pintu intake.
Seluruh material pendukung didatangkan khusus dari Jakarta karena tidak tersedia di Tarakan. Tim proyek terdiri dari lima tenaga ahli vendor spesialis pintu bendungan, ditambah tenaga lokal dari Tarakan.
“Sebenarnya ini termasuk perbaikan berkala, tapi tahun lalu anggaran tidak mencukupi. Baru tahun ini tersedia dana sebesar Rp 500 juta dari anggaran operasional dan pemeliharaan untuk perbaikan pintu,” tambahnya.
Mustafa menegaskan, BWS Kalimantan V Tanjung Selor telah berkoordinasi dengan PDAM Tarakan. Untuk menjamin pasokan air minum masyarakat tetap aman selama perbaikan berlangsung.
“PDAM telah menyiapkan suplai cadangan dari Embung Kambung Bugis, Embung Rawasari, dan Embung Indulung. Untuk mengkafer kebutuhan masyarakat yang biasanya menerima air dari bendungan Binalatung,” katanya.
Pihaknya berharap pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan, yaitu lima hari. Namun, BWS telah menyiapkan tambahan waktu hingga lima hari jika terjadi kendala tak terduga mengingat usia bangunan sudah lebih dari 10 tahun. Pemberitahuan terkait penghentian ini juga telah disampaikan kepada Wali Kota dan dinas terkait. Agar masyarakat mendapatkan informasi lebih awal.
“Mudah-mudahan tidak ada hambatan. Personel dari vendor dan tenaga lokal sudah siap,” pungkasnya. (kn-2)