Atasi Krisis Air Baku di Tarakan, Butuh Bangun 6 Embung Baru

KEBUTUHAN AIR: Untuk memenuhi ketersediaan air baku di Tarakan, diperlukan tambahan enam embung baru.  

TARAKAN – Kebutuhan akan ketersediaan air baku di Kota Tarakan menjadi semakin mendesak seiring dengan kondisi kekeringan dan curah hujan yang fluktuatif.

Menanggapi situasi ini, Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan V menyiapkan rencana strategis, untuk membangun tambahan enam embung baru di Tarakan. Kepala BWS Kalimantan V Tanjung Selor Mustafa  menegaskan, pembangunan embung adalah solusi krusial. Hal ini mengingat sumber air tanah di Tarakan masuk “zona merah” dan sungai-sungai di pulau ini relatif pendek. Sehingga tidak mampu menampung air secara berkelanjutan.

“Sumber air dalam di Tarakan masuk zona merah. Sungai-sungai pendek membuat kita harus menampung air saat musim hujan. Embung menjadi solusi untuk menjaga pasokan air tetap tersedia,” ujar Mustafa, Jumat (17/10).

Baca Juga  Bulungan Paling Banyak TKA

Ia menjelaskan, embung tambahan ini akan fokus dibangun di utara kota Tarakan dan daerah berkembang. Seperti Juata Laut, termasuk wilayah industri dan perumahan. Pihaknya berencana menambah kapasitas pasokan air baku Tarakan hingga mencapai sekitar 900 liter per detik, yang diyakini cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk hingga tahun 2045.

Untuk mewujudkan rencana ini, BWS membutuhkan kolaborasi erat dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan, terutama dalam hal pembebasan lahan. Dua lokasi potensial, yaitu Embung Maya dan Binalatung I-II, memerlukan sekitar 10 hingga 15 hektare lahan.

Baca Juga  Kukuhkan 3 Pj Bupati

“Setelah lahan siap, kami bisa langsung melakukan desain teknis dan pengusulan anggaran. Ini penting agar kapasitas air yang kita sediakan mencapai sekitar 900 liter per detik,” ungkapnya.

Saat ini, Tarakan telah memiliki beberapa sumber air, termasuk Embung Rawasari, Bengawan, Indulung dan Persemaian. Dengan total kapasitas sekitar 600 liter per detik. Namun, Mustafa mengakui, pasokan ini cepat menipis jika hujan tidak turun selama empat hingga lima hari.

“Sekarang kapasitas masih cukup, tapi kalau hujan tidak turun selama empat hingga lima hari, pasokan air mulai terasa menipis. Embung tambahan menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah ini,” tegasnya.

Baca Juga  Karya Kreatif Benuanta 2025,Target Transaksi Rp 2,5 Miliar

Mustafa menambahkan, pembangunan enam embung baru ini merupakan bagian dari perencanaan jangka panjang BWS untuk menjaga ketahanan air. Semua embung nantinya akan diintegrasikan dengan sistem reservoar dan jaringan distribusi PDAM. Untuk memastikan air dapat tersalurkan secara efisien ke rumah tangga.

“BWS menyiapkan air baku dari sumbernya, kemudian disalurkan ke reservoar, dan dari reservoar ke rumah warga melalui PDAM. Ini memastikan distribusi air berjalan lancar,” pungkas Mustafa, berharap Pemkot Tarakan dapat segera merampungkan penyiapan lahan. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini