Krayan Jadi Prioritas Program Irigasi

Kepala BWS Kalimantan V Tanjung Selor Mustafa

TARAKAN – Program cetak sawah dan pembangunan irigasi di Kalimantan Utara (Kaltara) kini memasuki tahap kedua.

Kementerian PUPR melalui BWS Kalimantan V memastikan seluruh pekerjaan selesai sesuai target sebagai bagian dari program ketahanan pangan nasional. Program strategis ini merupakan implementasi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2025 tentang pembangunan, peningkatan, rehabilitasi, operasi, dan pemeliharaan jaringan irigasi di seluruh provinsi.

Kepala BWS Kalimantan V Tanjung Selor Mustafa mengatakan, kebijakan nasional ini disambut positif. Karena sejalan dengan kebutuhan daerah dalam membangun kemandirian pangan dan meningkatkan produktivitas pertanian.

“Kami melaksanakan Inpres Nomor 2 Tahun 2025 di seluruh provinsi, termasuk Kalimantan Utara,” ujarnya, Kamis (30/10).

Baca Juga  Kemenparekraf Apresiasi Sukses Iraw Tengkayu

Program tahap pertama telah mencakup 1.886 hektare lahan pertanian di tiga kabupaten, yakni Bulungan, Nunukan, dan Malinau. Sementara tahap kedua tengah berjalan dan ditargetkan rampung pada Desember 2025. Untuk tahap ketiga, kini masih proses lelang penunjukan langsung.

Pelaksanaan proyek tahap pertama dan kedua melibatkan PT Wijaya Karya (Persero), sebagai kontraktor pelaksana dengan pengawasan langsung dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR.

Selain pembangunan irigasi, BWS Kalimantan V juga mendukung program cetak sawah baru di lima kabupaten/kota yaitu Tarakan, Bulungan, Malinau, Tana Tidung, dan Nunukan. Program ini dilaksanakan secara kolaboratif antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.

Baca Juga  Pembentukan DOB di Kaltara Terkendala Keterbatasan Anggaran

“Kami dukung penuh cetak sawah, karena berkaitan langsung dengan infrastruktur irigasi. Kalau tidak ada irigasi, sawah hanya bergantung pada hujan,” katanya.

Salah satu daerah prioritas adalah Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan. Di wilayah perbatasan tersebut, BWS telah membangun bendung sejak 2024 dan akan melanjutkan jaringan irigasi tahun depan untuk mendukung 1.100 hektare lahan sawah.

“Kami harap Januari 2026 sawah di dua desa Krayan sudah bisa fungsional,” harap Mustafa.

Namun, Mustafa mengakui terdapat kendala logistik dan kawasan hutan dalam pelaksanaan proyek, terutama di daerah terpencil. Akses jalan terbatas membuat pengiriman material seperti pipa berukuran enam meter sulit dilakukan.

Baca Juga  DPRD Segera Panggil Pj Wali Kota

“Sebagian material diambil dari Malaysia, tapi transportasinya berat karena kondisi jalan. Ini perlu perhatian serius,” tuturnya.

Meski banyak kendala, hasil positif mulai terlihat di beberapa daerah. Sistem irigasi di Bulungan telah membantu mengurangi banjir, sementara di Sebatik, Nunukan, masyarakat mulai merasakan manfaatnya bagi lahan pertanian.

Mustafa menegaskan, keberhasilan program cetak sawah dan irigasi tidak hanya mendukung produktivitas pertanian. Tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Pekerjaan ini bukan sekadar proyek fisik, tapi investasi jangka panjang untuk ketahanan pangan Indonesia,” tandasnya. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini