TANJUNG SELOR – Upaya pencarian korban tenggelam di Sungai Kayan Tanjung Selor, masih dilakukan. Tim gabungan memperluas area pencarian hingga tiga kilometer dari lokasi kejadian.
Identitas korban pun telah diketahui, bernama Syamsul Bahri (54) merupakan warga Jalan Pulau Derawan, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kaltim. Wakasat Polairud Polda Kaltara Ipda Budi Rustanto mengungkapkan, identitas korban telah diketahui setelah tim melakukan penelusuran lebih lanjut.
“Kami telah berhasil mengidentifikasi korban. Istri korban juga sudah mendatangi lokasi setelah mendapatkan informasi yang disebar oleh tim,” ujarnya, Selasa (16/7).
Pihak keluarga korban telah mengonfirmasi barang bukti, termasuk sepeda motor yang ditemukan di lokasi, memang milik korban. “Berdasarkan barang bukti dan keterangan saksi, identitas korban mengarah ke seseorang yang kami curigai. Indikasi kuat korban merupakan suami dari seorang wanita yang sudah menghubungi kami,” jelas Budi.
Menurut keterangan dari istri korban, jenazah rencananya akan dikebumikan di Tanjung Selor. “Pihak istri korban sudah menyampaikan akan menyerahkan korban dan meminta untuk mengurus pemakaman dan jenazah. Jenazah tidak akan dibawa ke tempat lain,” ungkap Budi.
Identitas korban terungkap setelah pihak berwenang melacak sepeda motor yang ditinggalkan korban. Motor tersebut ternyata milik seorang bernama Bu Epa yang menjualnya kepada kakak iparnya.
“Motor ini dilacak hingga menemukan identitas korban. Keluarga korban menyatakan korban baru saja keluar dari rumah sakit dan sedang dalam proses penyembuhan karena gangguan pikiran,” jelas Budi.
Untuk proses pencarian yang memasuki hari kedua, sudah mencapai dua hingga tiga kilometer dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) hingga simpang perairan Teluk Selimau.
“Biasanya mayat akan timbul ke permukaan dalam tiga hari, jadi besok pencarian akan diperluas lagi. Teman-teman dari Basarnas Tarakan juga sudah tiba, otomatis area pencarian akan diperluas dan dimaksimalkan,” ungkapnya.
Tim gabungan yang lakukan pencarian meliputi Basarnas, Polresta Bulungan, dan BPBD Bulungan, yang bekerja hingga pukul 17.00 Wita sesuai dengan standar operasi SAR. Namun, tim BPBD yang bertugas malam juga tetap melakukan upaya pencarian.
“Keselamatan personel tetap menjadi prioritas utama,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bulungan Supranoto menjelaskan situasi dan strategi yang digunakan dalam proses pencarian. Biasanya, dalam hal pertolongan dan pencarian orang tenggelam, menggunakan alat seperti rotan, yang diharapkan bisa tersangkut pada tubuh korban.
Berdasarkan pengalaman, pada hari pertama, korban biasanya belum terlalu jauh dari tempat awal melompat. Di hari kedua dilanjutkan pencarian dengan menyisir area sekitar lokasi kejadian, dan memperluasnya.
“Kami belum menemukan tanda-tanda keberadaan korban. Arus sungai lebih kuat ke arah kiri, dan ada pusaran-pusaran air yang membuat perkiraan kami bahwa korban masih di pinggir, bukan di tengah sungai. Meskipun arus deras, ini merupakan air mati, bukan air surut. Sehingga kemungkinan besar korban tidak terlalu jauh dari lokasi awal,” jelasnya.
Salah satu kendala utama yang dihadapi tim, ketiadaan alat deteksi seperti sonar atau GPS yang biasa digunakan untuk mencari ikan. Hal ini membuat pencarian lebih sulit.
“Meskipun besok kami perluas area pencarian. Kami memprediksi pada hari ketiga korban kemungkinan akan timbul ke permukaan. Kami akan fokus di hilir antara perpecahan ke wilayah Salangketo atau ke Selimau,” tuturnya.
Tim BPBD bersama anggota Polresta Bulungan dan Basarnas Tarakan telah melakukan penyisiran hingga Pelabuhan Kayan II Tanjung Selor. Namun belum menemukan tanda-tanda korban. Ada kemungkinan korban tertahan di bawah, mungkin oleh bebatuan, kayu, atau beton atau tertanam di lumpur.
“Sekarang kami menyebar ke beberapa titik yang diduga menjadi tempat terseretnya korban. Kami berharap besok bisa mendapatkan hasil lebih baik,” harapnya. (kn-2)