TANJUNG SELOR – Rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) pada Senin (22/7) lalu, membahas isu krusial terkait kenaikan harga minyak goreng secara nasional.
Meskipun produksi minyak kelapa sawit (CPO) di Indonesia meningkat pada bulan Juli, harga minyak goreng tetap naik. Seharusnya, peningkatan produksi CPO dapat menekan harga minyak goreng di pasaran. Menanggapi situasi ini, Pemerintah Pusat menginstruksikan bidang perdagangan di seluruh daerah, untuk memantau dan mengawasi peredaran minyak goring. Terutama untuk mendeteksi kemungkinan permainan harga atau penahanan stok oleh distributor besar.
Kabid Perdagangan Dalam Negeri, Disperindagkop dan UKM Kaltara Hasmirah menegaskan, meskipun harga minyak goreng mengalami kenaikan. Namun, stok minyak goreng di Kalimantan Utara masih dapat dijangkau oleh masyarakat. Kenaikan harga sebesar Rp 1.000 per liter tidak hanya terjadi di Kaltara, tetapi di seluruh Indonesia.
“Stok minyak goreng di Kaltara aman dan selalu tersedia. Namun, kenaikan harga ini dipengaruhi situasi di pusat yang tengah dikoordinasikan,” ujarnya, Rabu (24/7).
Di distributor, lanjut dia, harga minyak goreng mencapai Rp 17 ribu per liter. Sementara di tingkat eceran Rp 18 ribu per liter. Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng di Kaltara Rp 15.700 per liter. Hal ini menjadi perhatian dan pengawasan. Sebab HET yang sudah ditentukan, tidak dijalankan dengan baik.
“Kami melakukan pengawasan bukan hanya di pedagang. Namun juga sampai ke agen. Untuk hari ini, kita ke Bulog untuk mengecek ketersediaan minyak,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Gudang Bulog Bulungan Oktavianoor menyatakan, bahwa Bulog telah menerima pengiriman minyak goreng baru sebanyak 6.000 liter. Hingga saat ini, sekitar 140 dos telah terjual. Bulog juga menawarkan minyak goreng dengan merek promo seharga Rp 198 ribu per dos (isi 12 kemasan 1 liter) atau Rp 16.500 per liter.
Kualitas minyak promo ini dinilai lebih baik dibandingkan minyak goreng sebelumnya, yang dikenal dengan merek Minyakita. “Minyak promo ini baru masuk di Kabupaten Bulungan dan kami mencoba untuk mempromosikannya. Masyarakat merespons dengan baik dan tidak ada protes mengenai harga,” jelasnya.
Merek Minyakita saat ini kosong karena stoknya terbatas. Bulog berencana mendatangkan minyak tersebut kembali setelah stok tersedia. Untuk mengantisipasi kenaikan harga, Bulog mengambil langkah proaktif dengan menyediakan minyak goreng promo.
“Kita berupaya untuk menyediakan kebutuhan di masyarakat,” imbuhnya.
Rapat TPID menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap peredaran minyak goring. Guna menghindari praktik-praktik yang merugikan konsumen. Pemerintah daerah dan Bulog berkomitmen untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga minyak goreng di Kalimantan Utara. Dengan adanya upaya ini, diharapkan harga minyak goreng dapat kembali stabil dan terjangkau oleh masyarakat. (kn-2)