Gubernur Kecewa dengan Kanada

BELUM TEREALISASI: Bandara Tanjung Harapan dipersiapkan untuk pembangunan Green Airport bersama pihak Kanada. Tapi, hingga saat ini tidak ada tindak lanjut dari pihak Kanada.

TANJUNG SELOR – Pembangunan Green Airport yang direncanakan di Kalimantan Utara hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda teralisasi. Padahal, proyek ini sempat menjadi sorotan karena melibatkan kerja sama internasional dengan pihak Kanada yang telah melakukan studi awal.

Namun, hingga saat ini belum ada tindak lanjut konkret dari pihak Kanada. Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang merasa kecewa terkait stagnasi proyek ini. Sampai saat ini, belum ada komunikasi lebih lanjut dari pihak Kanada. Ketidakpastian dari Kanada memaksa pemerintah provinsi untuk mencari alternatif lain guna merealisasikan proyek tersebut.

Dalam upayanya untuk tetap mewujudkan pembangunan Green Airport, Zainal mengungkapkan telah mulai menjajaki kerja sama dengan Malaysia. “Kami sudah lempar proposal ini kepada pihak Malaysia, dan kelihatannya mereka mulai membuka ruang untuk bekerjasama dalam pembangunan bandara ini,” ungkapnya, Minggu (25/8).

Baca Juga  Pelantikan Anggota DPRD Disambut Demo

Meskipun hingga kini belum ada kemajuan dari pihak Kanada, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara tidak menyerah. Dengan adanya minat dari Malaysia, Zainal berharap pembangunan Green Airport dapat segera terealisasi.

“Kami optimis, dengan dukungan yang tepat, proyek ini bisa dimulai dan memberikan dampak positif bagi perekonomian serta mobilitas di Kalimantan Utara,” harapnya.

Rencana pembangunan Green Airport ini direncanakan berada di antara Kawasan Industri dan Tanjung Selor. Sehingga bandara ini nantinya bisa melayani kebutuhan kedua kawasan tersebut. Keberadaan Green Airport ini tidak hanya akan mempercepat konektivitas di wilayah Kalimantan Utara. Tetapi juga membuka peluang bagi eksplorasi langsung dari wilayah tersebut.

“Bandara ini nantinya diharapkan bisa melayani penerbangan langsung, bahkan untuk keberangkatan jemaah haji dari Kalimantan Utara,” tambahnya.

Pembangunan Green Airport ini diperkirakan membutuhkan investasi yang cukup besar, mencapai lebih dari Rp 3 triliun. Angka ini mencerminkan skala proyek yang sangat signifikan dan penting bagi perkembangan infrastruktur di Kalimantan Utara. Minat dari Malaysia terhadap proyek ini semakin menguat setelah pembicaraan awal.

Baca Juga  25 Anggota DPRD Terpilih Wajib Serahkan LHKPN

“Malaysia cukup tertarik dengan proyek ini. Kerja sama dengan negara tetangga tersebut berpotensi menjadi solusi bagi terwujudnya Green Airport di Kalimantan Utara,” tuturnya.

Keberhasilan proyek ini tidak hanya akan menguntungkan Kalimantan Utara. Tetapi juga akan memperkuat konektivitas regional, mendukung pertumbuhan ekonomi, serta memperluas akses bagi masyarakat di wilayah perbatasan. Dengan demikian, Green Airport diharapkan menjadi salah satu tonggak penting dalam pembangunan infrastruktur di Kalimantan Utara yang berkelanjutan. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini