TARAKAN – Ada 25 jenis jumlah logistik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Diantaranya kotak suara, bilik suara, kabel ties, segel dan surat suara.
Namun logistik yang saat ini sudah diterima masing-masing kabupaten kota se-Kaltara berupa, bilik suara, kotak suara, kabel ties, segel dan tinta.
“Khusus Kota Tarakan informasinya ada logistik berupa sampul kubus. Khusus untuk surat suara Pilgub dan Pilkada sudah semua selesai dicetak,” terang Ketua KPU Kaltara Hariyadi Hamid, Rabu (9/10).
Pihak penyedia nantinya melakukan sortir dan melihat kualitas hasil logistik. Sebelum nantinya disebar ke kabupaten kota se-Kaltara. Targetnya, KPU Kaltara bersama penyedia jasa mengirimkan surat suara paling lama 19 Oktober. Surat suara cadangan juga dicetak 2,5 persen dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) se-Kaltara sebanyak 518.612 orang.
Ada juga surat suara yang dikhususkan untuk Pemungutan Suara Ulang (PSU) sebanyak 2.000 lembar untuk Pilgub dan Pilkada masing-masing kabupaten kota. Namun surat suara PSU akan diamankan di KPU Kaltara.
“Ini tidak digunakan dan surat suara PSU ada tandanya khusus. Jadi kalau ada kekurangan di TPS. Maka diorder di tempat percetakan. Semua kabupaten kota ada stok surat suara PSU,” jelasnya.
Jika semua logistik sudah tiba hingga 31 Oktober, lanjut Hariyadi, maka dilanjutkan proses disortir, dilipat, dihitung dan dimasukan ke kotak suara. Selanjutnya didistribusikan ke kelurahan hingga ke TPS paling lama 26 November.
Khusus di Kaltara, ada empat mekanisme distribusi. Salah satunya, logistik didistribusikan ke TPS H-10, H-7, H-3 dan sehari sebelum pemungutan suara.
“Biasanya distribusi seperti kotak suara dirakit saat tiba di kelurahan. Kalau distribusi melalui sungai, petugas seharusnya memakai safety keamanan. Terkadang kategori menggunakan perahu, sering mengabaikan hal tersebut. Kalau speedboat pasti punya pelampung. Kami nanti akan mengimbau ke masing-masing KPU kabupaten kota terkait standar keamanan,” tegasnya.
Seharusnya, penyedia transportasi yang menyediakan alat keamanan seperti pelampung saat menyalurkan distribusi menggunakan kapal laut. Tak jarang ada beberapa petugas pengamanan membawa pelampung atau life jacket milik pribadi.
Hariyadi menegaskan, dalam proses pengantaran logistik, selalu didampingi pihak kepolisian. “Kalau untuk standar jasa pengangkutan logistik ada. Tapi kalau longboat tidak ada. Terkadang mengikuti mekanisme pasar. Siapa yang butuh cepat, harga akan tinggi. Itu tidak menjadi persoalan. Karena sesuai dengan kebutuhan,” tutupnya. (kn-2)