TANJUNG SELOR – Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mengalami inflasi 2,33 persen secara tahunan (y-on-y) pada Februari 2024. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan harga berbagai komoditas, yang memengaruhi daya beli masyarakat.
Berdasarkan hasil pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara di tiga kabupaten/kota, yaitu Tarakan, Bulungan, dan Tanjung Selor. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Februari 2024 mencapai 104,62. Angka ini naik dari 102,24 pada Februari 2023.
“Kenaikan IHK disebabkan naiknya indeks kelompok pengeluaran. Terutama kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memberikan andil inflasi y-on-y 1,61 persen,” jelas Kepala BPS Kaltara Mas’ud Rifai, Jumat (1/3).
Selain itu, kelompok transportasi, pakaian dan alas kaki, penyediaan makanan dan minuman/restoran, perawatan pribadi dan jasa lainnya pun memberikan andil inflasi y-on-y. Untuk kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan serta kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga, memberikan andil deflasi y-on-y.
Beberapa komoditas yang paling dominan memberikan andil inflasi y-on-y pada Februari 2024 meliputi beras, tomat, daging ayam ras, angkutan udara, sigaret kretek mesin (SKM), cabai rawit, emas perhiasan, ikan layang/ikan benggol, bawang putih, dan sigaret putih mesin (SPM).
“Komoditas-komoditas ini mengalami kenaikan harga yang signifikan, dibandingkan pada Februari 2023. Misalnya, harga beras naik 18,9 persen, harga tomat naik 98,6 persen, harga daging ayam ras naik 16,5 persen, dan harga angkutan udara naik 14,8 persen,” sebutnya.
Di sisi lain, beberapa komoditas yang memberikan andil deflasi y-on-y pada Februari 2024 meliputi ikan bandeng/ikan bolu, kangkung, sawi hijau, bayam, udang basah. Termasuk minyak goreng, baju muslim wanita, kacang panjang, telepon seluler, dan sabun mandi cair.
“Komoditas-komoditas ini mengalami penurunan harga yang cukup besar dibandingkan Februari 2023. Misalnya, harga ikan bandeng/ikan bolu turun 25,7 persen, harga kangkung turun 32,5 persen, harga sawi hijau turun 28,9 persen, dan harga minyak goreng turun 10,8 persen,” ungkapnya.
Mas’ud menambahkan, inflasi terjadi secara bulanan (m-to-m) pada Februari 2024 sebesar 0,19 persen. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan harga dari Januari 2024 ke Februari 2024. Beberapa komoditas yang memberikan andil inflasi m-to-m, terdiri dari tomat, bawang merah, ikan layang/ikan benggol, minyak goreng, daging ayam ras, beras. Lalu, mie kering instant, ikan kembung/ikan gembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso, jagung manis, dan bawang putih.
“Beberapa komoditas yang memberikan andil deflasi m-to-m seperti cabai rawit, ikan bandeng/ikan bolu, air kemasan, cabai merah, dan bahan bakar rumah tangga,” imbuhnya.
Mas’ud berharap, pemerintah daerah dan pihak terkait dapat mengendalikan harga komoditas yang berpotensi menimbulkan inflasi. Ia mengimbau masyarakat, untuk bijak dalam mengelola keuangan dan mengonsumsi barang-barang yang sesuai dengan kebutuhan. (kn-2)