Pendidikan Inklusif Perlukan Sinergitas

DUNIA PENDIDIKAN: Disdikbud Bulungan melaksanakan lokakarya yang melibatkan berbagai mitra lintas OPD, sektor swasta, serta komunitas penyandang disabilitas.

TANJUNG SELOR – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bulungan berupaya mendorong terwujudnya pendidikan inklusif yang responsif dan berkeadilan. Dalam membangun sinergi dan persepsi yang sama, dilaksanakan lokakarya yang melibatkan berbagai mitra lintas organisasi perangkat daerah (OPD), sektor swasta, serta komunitas penyandang disabilitas.

Kepala Disdikbud Bulungan Suparmin menjelaskan, upaya menciptakan pendidikan inklusif tidak bisa dilakukan oleh dinas pendidikan sendiri. Diperlukan kolaborasi dengan Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, serta dukungan mitra pembangunan, termasuk dari luar negeri.

“Kami tidak bisa berjalan sendiri. Pendidikan inklusif memerlukan sinergi antar-OPD dan mitra pembangunan seperti inovasi. Agar layanan pendidikan di sekolah reguler yang menerima peserta didik berkebutuhan khusus bisa lebih optimal,” ujarnya, Selasa (20/5) lalu.

Baca Juga  Cegah Penyebaran Ideologi Terorisme

Suparmin menambahkan, kegiatan ini tidak hanya melibatkan sekolah luar biasa (SLB). Tetapi juga sekolah reguler, baik negeri maupun swasta, yang telah membuka diri untuk menerima siswa berkebutuhan khusus.

“Yang dilibatkan bukan sekolah SLB saja, tapi sekolah reguler yang menyelenggarakan pendidikan inklusif. Sekolah swasta juga ikut berpartisipasi. Ini bentuk komitmen untuk menyediakan layanan pendidikan yang terbuka bagi semua latar belakang peserta didik,” jelasnya.

Kegiatan ini juga didukung oleh mitra pembangunan dari Australia yang telah bekerja sama sejak tahun 2017. Kini kerja sama tersebut memasuki fase ketiga, dengan fokus pada penguatan pendidikan inklusif. Mitra Australia berperan sebagai fasilitator, mendampingi pemerintah daerah dalam proses pelatihan dan pengembangan kapasitas guru.

Salah satu tujuan utama dari kegiatan ini peningkatan kompetensi guru. Mengingat sebagian besar guru berlatar belakang pendidikan umum, pelatihan. Bertujuan membekali mereka dengan keterampilan khusus dalam mendampingi siswa berkebutuhan khusus.

“Guru-guru kita adalah guru kelas dan mata pelajaran. Maka mereka perlu keterampilan tambahan untuk bisa memberikan layanan pendidikan yang sesuai bagi anak berkebutuhan khusus,” bebernya.

Tak hanya itu, melalui kegiatan itu diberikan juga bantuan alat bantu seperti kacamata dan alat bantu dengar bagi siswa dari keluarga kurang mampu. Tahun ini, sudah ada 16 siswa berkebutuhan khusus yang menerima bantuan tersebut dan jumlah ini akan terus ditingkatkan seiring pendataan yang lebih komprehensif.

Baca Juga  Seleksi Atlet Persiapan Ikuti Pra Popnas

Dalam mendukung guru, diluncurkan juga layanan konsultasi daring. Melalui platform yang sudah ada, guru bisa berkonsultasi langsung dengan para pakar terkait metode pembelajaran dan penanganan siswa berkebutuhan khusus.

“Ini merupakan inovasi kami untuk mendampingi guru secara berkelanjutan. Ini adalah langkah konkret dalam mendukung pembelajaran inklusif di sekolah-sekolah reguler,” terangnya.

Ia mengakui, salah satu tantangan utama keterbatasan guru dengan latar belakang pendidikan khusus. Ke depan pihaknya akan terus menjalin kemitraan dan mengembangkan program-program peningkatan kapasitas. Agar semua guru dapat memberikan layanan pendidikan yang setara dan berkualitas bagi seluruh siswa, tanpa kecuali. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini