Robodog yang Tampil dalam Peringatan Hari Bhayangkara ke-79 Bakal Terus Dikembangkan

TAMPIL MEMUKAU: Robot Humanoid dan K9 milik Polri tampil pada demo aktrasi HUT ke-79 Bhayangkara di kawasan Monas, Jakarta, Selasa (1/7).  

Simulasi penanggulangan ancaman benda berbahaya mengandung bahan radioaktif menjadi salah satu aksi yang ditunjukkan dalam peringatan Hari Bhayangkara ke-79.

 

DALAM simulasi tersebut, robodog tampil memukau. Robot yang bertugas seperti K-9 itu diluncurkan dari atas drone. Saat ini robodog tersebut sudah mampu bertahan selama 8 jam nonstop.

Direktur Utama PT SARI Teknologi Yohanes Kurnia Widjaja menyampaikan hal itu saat diwawancarai pada Selasa (7/1). Lewat kerja sama dengan Polri, perusahaannya terus mengembangkan kemampuan robodog. Salah satunya adalah pengembangan kemampuan dan daya tahan baterai yang menjadi sumber energi robot tersebut.

“Robodog generasi awal mampu bertahan 8 jam, tapi kami menargetkan peningkatan hingga 24 jam,” imbuhnya.

Menurut Yohanes, kehadiran robodog dan robot-robot polisi lainnya dalam peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di Lapangan Silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat (Jakpus) merupakan simbol komitmen Polri untuk melakukan transformasi. Dia menilai, keberanian Polri menunjukkan robot-robot polisi ke muka publik adalah bagian dalam upaya transformasi tersebut.

“Semua unit robot masih dalam pengembangan dan belum berstatus operasional, namun menjadi penanda awal menuju smart policing yang berorientasi pada keselamatan warga dan efisiensi tugas,” kata dia.

Baca Juga  Demi Pemerataan Dokter Spesialis di Wilayah Indonesia, Kemendikti Saintek-Kemenkes Bentuk Panitia PPDS

Simulasi penanggulangan ancaman benda berbahaya mengandung bahan radioaktif adalah salah satu sampelnya. Lewat simulasi itu ditunjukkan peran robodog untuk membantu tugas polisi. Robodog dikerahkan lebih dulu untuk memastikan benda berbahaya itu tidak lagi mengancam keselamatan dan jiwa personel Polri. Sehingga risiko polisi yang bertugas memusnahkan benda berbahaya bisa ditekan.

“Robot itu bergerak secara otomatis setiap keliling, lalu kemudian memindai sekitar, lalu kemudian mengambil informasi sekitar, mengirimkan data kembali ke command center. Robodog sendiri bisa dikembangkan menjadi robodog yang gunanya untuk kegiatan penyelamatan, untuk tempat-tempat yang tidak bisa dijangkau oleh manusia, dan bahkan juga untuk pengamatan secara otonom,” terang Yohanes.

Dalam peringatan Hari Bhayangkara ke-79, Polri menampilkan 30 robot polisi. Selain robodog, turut ditampilkan robot humanoid dan robot bom. Robot-robot tersebut tampil bersama ribuan personel Polri lain yang menunjukkan kemampuan serta profesionalisme mereka di hadapan Presiden Prabowo Subianto dan pejabat negara lainnya.

“Untuk humanoid dan robot bom, uji stabilitas sensor dalam kondisi basah atau berdebu masih berlangsung,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua DPR Puan Maharani mengingatkan agar peringatan Hari Bhayangkara Ke-79 yang jatuh pada 1 Juli 2025 tidak hanya menjadi seremoni belaka. Dia mengimbau agar momentum ini dimaknai sebagai dorongan bagi institusi Polri untuk semakin dekat dengan rakyat.

Baca Juga  Menengok Menu Khusus Para Tamu Dhaup Ageng Pakualaman

“Polri harus semakin dekat dengan masyarakat dan menjadikan keadilan sosial sebagai arah utama dalam pelayanan,” kata Puan saat menghadiri HUT ke-79 Bhayangkara di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (1/7).

Puan menyoroti tema Hari Bhayangkara 2025 yang bertajuk ‘Pelayanan Polri untuk Masyarakat’. Dia menekankan tema itu harus dimaknai sebagai arah kebijakan konkret, bukan sekadar slogan seremonial.

Menurut Putri Megawati Soekarnoputri itu, saat ini Polri tengah dihadapkan pada tantangan besar untuk benar-benar hadir sebagai pelindung masyarakat, berpihak pada kelompok rentan, dan menunjukkan sikap adil dalam penegakan hukum.

“Rakyat tidak hanya butuh rasa aman, tetapi juga keadilan yang menyentuh kehidupan sehari-hari mereka dari persoalan kecil di kampung hingga kejahatan struktural,” ujarnya.

Baca Juga  Prestasi Megawati Hangestri Bersama Red Sparks di Liga Voli Korea Selatan

Puan menekankan pentingnya transformasi menyeluruh di tubuh Polri. Ia menyebutkan pendekatan partisipatif, dialogis, dan preventif harus diperkuat dalam pelayanan kepolisian agar Polri benar-benar menjadi sahabat dan pelindung rakyat.

“Ketika seorang petani, nelayan, buruh harian, atau ibu rumah tangga merasa nyaman mengadu ke kantor polisi tanpa rasa takut, saat itulah Polri telah benar-benar menjadi pelindung rakyat,” ujar Puan.

Puan pun menilai, keberhasilan Polri tidak cukup diukur dari jumlah penangkapan atau operasi keamanan, melainkan dari sejauh mana kehadiran Polri dapat dirasakan langsung oleh masyarakat biasa dalam kehidupan sehari-hari.

“Maka ukuran keberhasilan Polri bukan hanya statistik penangkapan, tetapi seberapa dalam kehadirannya dirasakan dalam kehidupan warga biasa,” tuturnya.

Puan mendorong agar institusi Polri terus membuka ruang bagi reformasi internal secara menyeluruh, mencakup sistem pengawasan, transparansi, profesionalisme, dan peningkatan kesejahteraan personel.

Lebih lanjut, Puan memastikan DPR RI akan terus menjalankan fungsinya untuk mendukung penguatan institusi kepolisian, melalui fungsi pengawasan.

“Melalui fungsi pengawasan, anggaran, dan legislasi, DPR akan terus mendorong peningkatan kinerja Polri agar semakin berintegritas dan berpihak kepada rakyat,” pungkasnya. (jpg)

Bagikan:

Berita Terkini