Arus Uang Keluar Capai Rp 235,3 Miliar

PEREDARAN UANG: Data transaksi tunai yang menunjukkan arus uang keluar lebih besar dibandingkan arus uang masuk.

TANJUNG SELOR – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Kalimantan Utara mencatat adanya kontraksi pada peredaran uang tunai sepanjang Juni 2025.

Hal ini terlihat dari data transaksi tunai yang menunjukkan arus uang keluar (outflow) lebih besar dibandingkan arus uang masuk (inflow). Sehingga tercatat net outflow sebesar Rp 152,321 miliar.

Kepala KPw BI Kaltara, Hasiando G Manik menjelaskan, selama bulan Juni 2025, arus uang keluar di wilayah Kaltara mencapai Rp 235,30 miliar. Artinya mengalami kontraksi sebesar 7,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Sementara itu, arus uang masuk tercatat Rp 82,98 miliar, mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,40 persen (yoy).

“Terjadinya net outflow ini menunjukkan jumlah uang tunai yang keluar dari sistem perbankan lebih tinggi dibanding yang masuk selama Juni. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti meningkatnya kebutuhan transaksi masyarakat. Termasuk untuk keperluan konsumsi, belanja, atau kegiatan ekonomi lainnya,” ujar Hasiando, belum lama ini.

Baca Juga  Kebut Pembangunan Kebun Raya Bunda Hayati

Meskipun terjadi net outflow, Bank Indonesia terus memastikan ketersediaan uang tunai di masyarakat dalam kondisi cukup dan layak edar. Hal ini dilakukan melalui proses pengelolaan kas yang rutin, termasuk dropping dan penarikan uang tunai ke sejumlah titik di wilayah Kalimantan Utara.

Salah satu strategi penting dalam menjaga ketersediaan dan kualitas uang tunai tersebut adalah dengan mengoperasikan tiga Kas Titipan Bank Indonesia. Masing-masing di Tanjung Selor (Bulungan), Malinau, dan Nunukan. Ketiga kas titipan ini menjadi simpul utama dalam distribusi dan pengelolaan uang di wilayah-wilayah yang secara geografis memiliki tantangan tersendiri.

Baca Juga  Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih Harus Dikelola Secara Profesional

“KPw BI secara berkala melakukan dropping dan penarikan uang, termasuk uang tidak layak edar (UTLE) melalui kas titipan yang tersebar di beberapa kabupaten. Hal ini bertujuan memastikan uang yang beredar di masyarakat tetap dalam kondisi layak edar dan sesuai standar,” ungkapnya.

Langkah ini juga menjadi bagian dari peran Bank Indonesia dalam mendorong efisiensi sistem pembayaran tunai, menjaga kestabilan moneter. Serta mendukung keberlangsungan aktivitas ekonomi masyarakat.

Baca Juga  Partisipasi Pemilih di Kaltara Menurun Drastis

Di sisi lain, Bank Indonesia juga terus memperkuat edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga dan memperlakukan uang dengan baik. Serta mendorong pemanfaatan transaksi nontunai sebagai bagian dari digitalisasi sistem pembayaran.

Selain itu, arus keluar yang tinggi juga bisa menjadi indikator positif aktivitas ekonomi di daerah. Terutama jika dana tersebut digunakan untuk mendukung konsumsi masyarakat, belanja pemerintah, atau kegiatan produktif lainnya.

“Kami tetap optimistis bahwa aktivitas ekonomi di Kaltara akan terus bergerak positif. Bank Indonesia akan selalu mendukung melalui peran strategis dalam pengelolaan uang rupiah dan menjaga kelancaran sistem pembayaran di wilayah ini,” pungkasnya. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini