TANJUNG SELOR – Kebakaran hebat melanda permukiman warga di Jalan Semangka Gang Merudung, RT 26 RW 10, Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Tanjung Selor, sekitar pukuk 12.45 Wita, Jumat (15/8).
Kebakaran yang menghangsukan 8 unit rumah, terjadi saat warga tengah melaksanakan salat Jumat. Dari kejadian tersebut, satu korban jiwa meninggal dunia, bernama Ahmad Hasan berusia 77 tahun.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kebakaran terjadi diduga ulah seorang Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang bermain api. Api tersebut kemudian dilemparkan ke salah satu rumah kayu milik warga. Nahasnya, rumah itu diketahui menyimpan tabung gas yang kemudian memicu ledakan dan mempercepat kobaran api.
Ketua RT 26, BD yang menjadi saksi pertama menceritakan, saat kejadian ia baru saja pulang dari salat Jumat di Masjid Agung Istiqomah. Setiba di rumah sekitar pukul 12.45 Wita, ia melihat kobaran api membakar empat rumah di sekitar 100 meter dari kediamannya, tepat di depan Sekretariat Majelis Taklim Larussyakirin.
“Saya langsung berteriak memanggil warga lain untuk membantu memadamkan api,” ujarnya.
Titik awal api diduga berasal dari dapur rumah milik RD. Api yang cepat membesar dipicu material rumah yang sebagian besar berbahan kayu. Salah seorang warga, Widiana menuturkan, kebakaran mulai terjadi sekitar pukul 12.45 WITA. Saat itu, suasana gang sedang sepi karena mayoritas warga berada di masjid untuk salat Jumat.
“Informasinya memang ada ODGJ yang main api. Itu saya dengar langsung dari salah seorang warga yang mau berangkat salat Jumat. Api cepat membesar karena mengenai rumah yang ada tabung gasnya,” ucapnya.
Kobaran api yang cepat menyebar membuat warga kesulitan melakukan pemadaman. Rumah-rumah yang sebagian besar berbahan kayu membuat api dengan mudah menjalar ke bangunan di sekitarnya.
Petugas pemadam kebakaran bersama warga akhirnya berhasil memadamkan api setelah berjibaku selama kurang lebih satu jam. Namun, delapan rumah sudah ludes terbakar. Satu orang ditemukan meninggal dunia di lokasi kejadian.
Sementara itu, Kabid PMK M Yamin mengatakan, menerima laporan kebakaran tak lama setelah api mulai membesar. Sebanyak 11 unit armada pemadam dengan 68 personel dikerahkan ke lokasi.
“Api berhasil dipadamkan dalam waktu sekitar 1,5 jam sejak laporan pertama kami terima,” ujarnya.
Namun, proses pemadaman tidak berjalan mudah. Salah satu kendala utama, karena sempitnya akses jalan menuju lokasi yang dipenuhi warga. Serta jauhnya sumber air dari titik kebakaran. Petugas bahkan harus bolak-balik mengambil pasokan air, hingga menghabiskan total sekitar 15 ribu liter untuk memadamkan api.
“Kebutuhan air cukup besar. Kita dibantu BPBD, Dinas Kehutanan, dan pemadam provinsi. Sumber air utama di sungai cukup sulit dijangkau karena adanya siring. Ssehingga hidran terdekat yang digunakan jaraknya cukup jauh,” jelasnya.
Berdasarkan informasi sementara, api diduga berasal dari salah satu rumah kayu. Meski penyebab pasti masih dalam penyelidikan, saksi di lokasi menyebut titik awal api muncul dari bagian dalam rumah tersebut.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolresta Bulungan Kombes Pol Rofikoh Yunianto melalui PS Humas, Iptu Magdalena Lawai menjelaskan dalam kejadian itu ada korban jiwa. Korban meninggal dunia, Ahmad Hasan. Ahmad ditemukan di rumah milik RN yang ikut terbakar. Ia diketahui berprofesi sebagai petani.
“Informasinya korban mengalami lumpuh dan tidak bisa diselamatkan ataupun menyelamatkan diri,” ungkapnya.
Upaya pemadaman melibatkan lima unit armada Damkar Kabupaten Bulungan. Dengan dukungan personel Polresta Bulungan, Korem Maharajalila, BPBD, PMI, PLN Tanjung Selor, serta masyarakat sekitar.
“Api baru berhasil dipadamkan sekitar pukul 15.20 Wita,” imbuhnya.
Untuk kerugian materi akibat kebakaran ini, masih dalam proses pendataan. Dia pun mengimbau warga untuk selalu waspada dan memastikan instalasi listrik maupun sumber api di rumah aman. Guna mencegah terulangnya kejadian serupa. (kn-2)