Polri Targetkan Robot Polisi akan Bertugas pada 2030

CANGGIH: Sejumlah personel Polri mempersiapkan robot humanoid dan robot anjing untuk mengikuti gladi kotor HUT Polri di Lapangan Monas, Sabtu (28/6).

Kehadiran robot polisi dalam gladi kotor acara Hari Bhayangkara ke-79 di Monas, Jakarta Pusat (Jakpus) pekan lalu menyedot perhatian masyarakat. Bahkan, Korps Bhayangkara mengumumkan target penggunaan robot polisi pada 2030 untuk berbagai tugas kepolisian melayani masyarakat.

 

ROBOT-robot yang dimaksud adalah robot humanoid, robot dog, robot tank, ropi, hingga robot agriculture. Tujuan penggunaan robot, kecanggihan hingga sumber anggaran pengadaan robot-robot tersebut menjadi pembahasan.

Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho mengatakan kehadiran robot menjadi gambaran modernisasi Polri. Sandi menuturkan kepolisian di negara-negara maju sudah mulai menggunakan robot, bahkan beberapa negara di kawasan ASEAN juga telah bersiap untuk menggunakan robot dalam rangka memaksimalkan kinerja.

“Antusias masyarakat terhadap demo robot saat gladi Hari Bhayangkara ke-79 di Monas benar-benar luar ekspektasi kami. Kami sangat berterima kasih khususnya kepada para orang tua yang telah mengajak anak-anak mereka untuk menyaksikan secara langsung robot humanoid, robodog, dan ropi. Dari hari ke hari Monas ramai dengan masyarakat yang mau melihat robot tersebut. Tapi kami tentu pahami betul masyarakat bertanya-tanya untuk apa robot-robot ini?” kata Sandi kepada wartawan, Senin (30/6).

Sandi menuturkan Polri berupaya adaptif dengan perkembangan teknologi dengan mengedepankan kemitraan serta kolaborasi bersama seluruh komponen anak bangsa. Di sisi yang lain pengembangan robot juga disebut sejalan dengan penguatan SDM, sains, dan teknologi yang termaktub dalam Asta Cita Presiden.

“Tahun 2030 ‘wajah’ kepolisian di sejumlah negara akan diwarnai kehadiran robot-robot yang dinilai efektif untuk tugas kepolisian. Thailand sudah memperkenalkan robot humanoidnya, Dubai sudah men-declare juga soal pemanfaatan robot untuk membantu tugas-tugas kepolisian. Bahkan Cina sudah uji coba robot polisi untuk patroli. Singapura mengembangkan kecoak cyborg untuk kegiatan SAR (search and rescue),” papar Sandi.

Baca Juga  Perjuangan Briptu Renita Rismayanti Rangkum Data Kriminal di Afrika Tengah Berbuah Penghargaan dari PBB

Dia menjelaskan dalam rencana strategis Polri tahun 2025 hingga 2045, kehadiran robot-robot tersebut telah dibahas. Bahkan untuk anggaran tahun 2026, Polri telah memasukan pengadaan robodog.

“Renstra Polri 2025 sd 2045 tentang penggunaan robot dalam membantu tugas-tugas Polri sudah ada. Tahun 2026 sudah dianggarkan untuk robodog, kegunaan sama dengan K9, untuk mendeteksi bahan-bahan dan benda-benda berbahaya, namun lebih efektif karena tidak perlu kita beri makan setiap hari, tidak perlu proses latihan dengan tenaga pawang, tahan cuaca ekstrem dan sebagainya,” terang Sandi.

Lebih jauh, Sandi menjelaskan robot humanoid efektif untuk teknologi pemindaian wajah dan pemantauan pelanggaran lalu lintas secara elektronik. Sandi juga menyebutkan bahwa robot tersebut dapat lebih dinamis karena memiliki kemampuan bergerak bebas dan pandangan 360 derajat.

“Untuk robot humanoid hampir sama, untuk melakukan scanning, identifikasi biometrik Polri, pengenalan wajah di tempat-tempat keramaian, dan untuk pemantauan pada jalur-jalur rawan pelanggaran lalu lintas. Seperti saya sampaikan, robot tersebut sudah dipakai oleh Kepolisian China untuk membantu patroli kepolisian, Dubai juga sudah menggunakan robot untuk memberikan pelayanan perpanjangan SIM dan lainnya,” jelas Sandi.

Polri juga berharap robot-robot dapat berfungsi untuk pengawasan dan pemantauan di lokasi berbahaya seperti gedung terbengkalai atau area bencana; penanganan situasi berbahaya termasuk penjinakan bahan peledak dan penyanderaan; pencarian dan penyelamatan korban dalam bencana alam maupun kebakaran.

Baca Juga  Peringati Hari Anak Nasional 2024, Jokowi Bangga Lihat Fashion Show Karya Desainer PYCH

Yang menjadi harapan juga robot-robot dapat dikembangkan untuk mengoptimalkan tugas-tugas kepolisian dalam rangka harkamtibmas, pelayanan publik maupun penegakkan hukum yang lebih presisi, humanis, transparan dan akuntabel.

Sementara itu, Direktur Utama PT SARI Teknologi Yohanes Kurnia Widjaja menambahkan robot-robot karya anak bangsa ini dihadirkan sesuai tantangan tugas Polri. Dia memberi gambaran soal robot K9 dan humanoid.

“Kami membangun teknologi ini dengan menyesuaikan kebutuhan unik Polri,” ujarnya.

Dia memberikan contoh, robot K9 atau i-K9 mampu bertahan selama 8 jam di cuaca ekstrem. Robot tersebut juga terintegrasi dengan AI.

“Contoh robot i- K9 kedepannya mampu bertahan 8 jam dalam cuaca ekstrem dan terintegrasi AI behavior analysis,” ujarnya.

Di lain pihak, Anggota Komisi III DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal memberikan sejumlah catatan terhadap kinerja dan arah transformasi Polri. Ia mendorong agar Polri terus memperkuat profesionalisme dan integritas dengan tetap mengedepankan pendekatan humanis dalam melayani masyarakat.

Cucun menilai, penguatan sumber daya manusia (SDM) merupakan fondasi utama dalam membangun Polri yang profesional dan responsif terhadap harapan publik.

“Di usia ke-79 ini, saya melihat Polri terus menunjukkan upaya memperkuat sumber daya manusianya. Penguatan SDM menjadi pondasi penting agar Polri semakin profesional dan responsif terhadap harapan masyarakat,” kata Cucun kepada wartawan, Senin (30/6).

Baca Juga  Enjoy Your Symptoms, Band Digawangi Para PhD dan Master dengan Lagu yang Penuh Pesan Filosofis

Selain aspek SDM, Cucun juga menyoroti pentingnya kesiapan Polri dalam menghadapi tantangan era digital. Ia menilai langkah Polri yang mulai beradaptasi dengan perkembangan teknologi patut diapresiasi.

“Langkah-langkah Polri yang mulai adaptif terhadap perkembangan teknologi juga patut dicatat. Terutama dalam hal integrasi sistem data antara reserse, lalu lintas, dan intelijen itu menunjukkan upaya untuk bekerja lebih presisi dan efisien,” jelasnya.

Menurut Wakil Ketua DPR RI tersebut, sinergi antar-unit dengan dukungan sistem data yang terintegrasi akan meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan serta kualitas layanan publik Polri.

Tak hanya itu, Cucun menekankan pentingnya kehadiran langsung aparat di tengah masyarakat. Menurutnya, Polri tidak boleh hanya bekerja dari balik meja.

“Anggota Polri harus hadir di tengah masyarakat, tidak hanya bekerja dari balik meja. Karena kehadiran langsung itulah yang menghadirkan rasa aman dalam aktivitas harian rakyat, baik di sektor ekonomi, sosial, maupun lainnya,” ujarnya.

Meski mencatat sejumlah kemajuan, Cucun mengingatkan bahwa ruang evaluasi dan perbaikan di tubuh Polri tetap terbuka. Ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kinerja operasional dan akuntabilitas publik.

“Tentu masih ada ruang perbaikan di beberapa sisi, dan itu hal wajar dalam proses institusional sebesar Polri. Yang penting, semangat untuk terus membenahi diri dan mendekatkan diri kepada rakyat tetap terjaga,” tegasnya.

Cucun pun menegaskan agar Polri senantiasa mengedepankan pendekatan yang ramah dan humanis dalam menjalankan tugasnya.

“Dan pastikan selalu menggunakan pendekatan humanis dalam menghadapi rakyat. Karena Polisi harus bisa menjadi pengayom bagi masyarakat,” pungkasnya. (jpg)

Bagikan:

Berita Terkini