Penyuluh agama mengenalkan konsep teologi lingkungan yang dikonkretkan dengan gerakan zero plastic. Istilah tersebut dikenalkan dalam peringatan hari lahir (harlah) kesatu Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) di Hutan Mangrove, Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
PERINGATAN harlah pertama IPARI yang bertema ‘Rawat Bumi, Perkuat Moderasi’ itu dirangkai dengan gerakan tanam sejuta pohon, zero plastic, serta literasi teologi lingkungan oleh penyuluh agama se-Indonesia.
Peringatan harlah pertama IPARI di Hutan Mangrove PIK dihadiri Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag Ahmad Zayadi. Dia mengatakan, tema peringatan Harlah IPARI itu menyiratkan tiga aktivitas. Pertama, gerakan edukasi bahwa menanam pohon yang merupakan salah satu aktivitas penting untuk menjaga lingkungan.
“Tanam sejuta pohon secara serentak se-Indonesia ini adalah bentuk aksi nyata menjaga dan merawat bumi. Bahkan mungkin lebih dari satu juta pohon yang ditanam oleh Penyuluh se-Indonesia,” ujar Zayadi di Hutan Mangrove, PIK.
Kedua, kampanye zero plastic dan teologi lingkungan merupakan korelasi dalam mengaitkan agama dan konsep ekologis. “Ada fungsi keindahan dan juga fungsi kelestarian lingkungan,” imbuh Zayadi.
Ketiga, pesan Zayadi, IPARI sebagai mitra strategis Kemenag harus menjadi organisasi profesi yang mampu menjangkau seluruh masyarakat dalam literasi dan edukasi.
Zayadi berharap seluruh pengurus mengenalkan IPARI sebagai organisasi yang bisa sejajar dengan organisasi profesi lainnya, seperti PGRI, IDI, IDAI, dan lainnya.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Umum IPARI Elvi Anita Afandi menyampaikan, IPARI berdiri pada 26 Mei 2023. Organisasi itu tidak hanya fokus pada kegiatan sosial keagamaan, tetapi juga pembangunan lingkungan sekitar sebagai bagian ekosistem manusia.
Gerakan Zero Plastic
Sebagai bagian dari komitmen untuk mengurangi limbah plastik, kata Elvi, IPARI meluncurkan kampanye Zero Plastic. Kampanye itu mengajak seluruh anggota organisasi dan masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan menggantinya dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Lantas dilanjutkan dengan aksi pungut sampah dan membuang pada tempatnya.
Literasi Teologi Lingkungan
Selain aksi nyata di lapangan, IPARI juga mengadakan kegiatan literasi teologi lingkungan. Kegiatan itu berbentuk seminar, workshop, Focus Group Discussion dan sejenisnya. Setiap kegiatan itu bertema: Teologi Lingkungan Perspektif Agama-agama di Indonesia.
Program tersebut bertujuan memberi pemahaman bagaimana agama memandang pelestarian lingkungan secara mendalam. Pemahaman yang kuat mengenai teologi lingkungan dapat mendorong tindakan nyata dalam menjaga alam.
Literasi ini juga menjadi sarana untuk menumbuhkan kepedulian dan rasa tanggung jawab terhadap ciptaan Tuhan. Serangkaian kegiatan ini akan dimulai dari 23 Mei 2024 hingga 31 Mei 2024. (jpg)