Mahasiswa UC Membuat Lyfy, Aplikasi Pendukung Seller

BANTU SELLER: Dari kiri, Angeline Chandra, Elizabeth Inez Nugroho, dan Achmad Rijali Arianindita menunjukkan aplikasi Lyfy di Apple Academy @UC beberapa waktu lalu.

Saat tugas akhir di Apple Developer Academy @UC (Universitas Ciputra) Batch 2023, Elizabeth Inez Nugroho bersama teman-temannya membuat Lyfy. Aplikasi tersebut memberi seller kemudahan saat live di e-commerce. Inovasi itu menjadikan Lyfy salah satu aplikasi terbaik di batch tersebut.

MARIYAMA DINA, Surabaya

SELAIN Elizabeth Inez Nugroho alias Inez, anggota tim lainnya adalah Bryan, Angeline, Galih, dan Rijalu. Inez, project manager Lyfy, mengatakan bahwa bide membuat Lyfy berawal dari keresahannya sebagai penjual online.

Saat melakukan live, dia kerap menemui komentar acak. Hal tersebut menyulitkannya. Sebab, dia harus memilah komentar sekaligus melakukan live secara bersamaan.

Dari kesulitan tersebut, Inez bersama teman-temannya mengembangkan Lyfy untuk mempermudah menyortir komentar. Terutama komentar yang bertanya terkait produk.

“Kita buat filter komen. Yang mana ada komen duplikat kita jadikan satu.

Misalnya, ada beberapa orang yang menanyakan produk sunscreen. Komentar-komentar itu akan langsung dikumpulkan jadi satu kategori,” jelasnya saat ditemui di Apple Academy @UC beberapa waktu lalu.

Baca Juga  Cegah Kecelakaan Lalu Lintas dengan Teknologi Vision Track Berbasis AI: Pengemudi Terdeteksi Mengantuk, Alarm Peringatan Berbunyi

Dengan pengategorian tersebut, komentar akan muncul beserta nama masing-masing penanya. “Jadi, tinggal kita sebut namanya dan jawab pertanyaannya. Ini juga menjadikan kita dengan customer bisa lebih dekat dan personal. Soalnya, dari pengalaman, orang yang namanya disebut di komentar akan lebih senang,” lanjutnya.

Tidak hanya itu, komentar terkait produk juga akan terhubung dengan link produk di toko. “Jadi, secara otomatis produk yang disebut itu juga akan muncul. Kita yang lagi nge-live jadi lebih mudah, nggak perlu lagi scroll-scroll,” tambahnya.

Lebih detail, komentar-komentar typo maupun sengaja punya huruf yang lebih banyak tetap akan terfilter.

“Misalnya, ada yang nanyain moisturizer, tapi penulisannya pakai r banyak banget di belakang. Itu tetap akan tersortir. Jadi, memang sudah kita buat untuk bisa membaca hal-hal kayak gitu juga,” sambungnya.

Baca Juga  Mbah Wahyuni Terus Mendaki Puncak-Puncak Gunung di Usia Sangat Sepuh

Inez mengatakan, semula mereka akan membuat aplikasi yang bisa mencarikan lowongan pekerjaan untuk para live streamer. “Tapi setelah kita diskusi lagi, kayaknya ada deh masalah yang lebih bisa kita bantu daripada hanya lowongan pekerjaan,” ujarnya.

Beberapa interview dengan pemilik brand pun dilakukan. Yang akhirnya memberikan kesimpulan bahwa masalah simpel yang sebenarnya cukup membuat kewalahan adalah mengatur komentar saat live.

“Soalnya, saat live itu, komentarnya pasti beragam. Ada yang cuma nyapa, ada yang nanyain produk, ada juga yang lain. Nah, yang menanyakan produk biasanya suka terlewat. Atau kita lupa apa sudah dibalas atau belum,” terangnya.

Dari masalah itulah akhirnya mereka mantap untuk mengembangkan Lyfy. Aplikasi yang mereka kembangkan di web Safari di macOS itu sampai saat ini bisa langsung terkoneksi dengan e-commerce Shopee saat melakukan live.

Baca Juga  Kemnaker Dukung Eksistensi Program Pemagangan Indonesia-Jepang, Ingin Hak Dasar Peserta Magang Disejahterakan

“Tapi, memang sejauh ini masih di macOS dan Shopee aja. Rencananya kalau memang aplikasi ini sudah benar-benar akurat dan lancar, akan kita kembangkan ke e-commerce lain dan juga Windows,” tambahnya.

Berkat Inez dan tim, Lyfy berhasil menjadi salah satu aplikasi terbaik di batch 2023. Dari tiga Apple Academy yang berada di Indonesia, Lyfy menjadi yang terbaik dari Surabaya.

Pada awal Desember lalu, mereka menjadi salah satu lulusan yang diundang untuk presentasi di Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag).

“Dari presentasi waktu itu, kita dapat feedback yang bagus. Kita juga sampai dikenalkan ke komunitas live streamer untuk bisa membantu mereka,” cerita Inez.

Hal itu pun sejalan dengan visi-misi mereka lewat Lyfy. Yaitu, ingin membuat aplikasi untuk bisa mendukung seller dan memfasilitasi interaksi yang lebih baik dengan para pelanggannya. (*/c6/ai/jpg)

Bagikan:

Berita Terkini