Bertanam Italian Aubergine Violetta Di Firenze, si Ungu yang Manis

TERONG UNGU ASAL ITALIA: Atika Sari menunjukkan Violetta yang sukses dibudi daya di Kebun Kian, Batu, Malang.

Terong biasanya hanya dijadikan sayur pelengkap menu makanan. Namun, tidak demikian jenis aubergine violetta di firenze. Si ungu bulat berukuran jumbo itu justru kerap dijadikan pengganti daging dalam beragam hidangan di luar negeri.

 

JENIS terong ini memang belum familier di masyarakat luas. Keberadaannya pun masih tak banyak di Indonesia. Namun, tidak begitu bagi pencinta kuliner ataupun kalangan grower. Atika Sari, 31, founder Kebun Kian, sukses memperbanyak jenis terong asal Italia itu di daerah Batu, Jawa Timur.

Perkenalannya dengan violetta tersebut dimulai pertengahan tahun lalu, saat diberi saudaranya yang baru kembali dari luar negeri. “Di awal nyaris tidak ada kegagalan, hanya germinasinya lumayan lama,” ujarnya kepada Jawa Pos, Kamis (6/6) pekan lalu.

Baca Juga  Ragnar Oratmangoen Beri Kenangan Terindah untuk Fans, Dimintai Jersey Malah Berikan Sepatu

Setelah ditelusuri, germinasi benih violetta bergantung pada suhu. Ketidaksesuaian suhu itu bahkan bisa menyebabkan violetta gagal berkecambah. Atikah membutuhkan waktu 10–14 hari dalam proses germinasi benih violetta. “Ketika menyemai, ternyata ia tidak terlalu suka dingin. Kan saya tinggal di tempat dingin ya,” ungkapnya.

Namun, di beberapa kasus, lanjut dia, ada juga yang membeli violetta di daerah panas. Tetap tumbuh meski buahnya lebih kecil dibandingkan yang berada di suhu yang dianjurkan. Yakni, berkisar 26–27 derajat Celsius.

“Tapi, setelah itu ketika sudah tumbuh 5–6 daun, pertumbuhannya lebih cepat kok,” sambung perempuan yang hobi bercocok tanam sejak kuliah tersebut.

Dari pindah tanam menuju panen sekitar 65–70 hari, perawatannya cenderung sama seperti terong pada umumnya. Violetta menyukai tanah yang memiliki drainase baik dan cahaya full sinar matahari. Serangan hama dan penyakit juga tetap jadi ancaman.

“Seperti tanaman sayur pada umumnya, bergantung cuaca. Ketika musim hujan, banyak hama, jamur, dan virus. Kalau musim panas lebih mudah dan sedikit hama,” jelasnya.

Dari jenis-jenis tersebut, penyakit yang paling sering muncul adalah virus yellow mosaic. Atikah menilai, penyakit itu tergolong sangat sulit disembuhkan. Kalau tanaman sudah terinfeksi, dia memilih membiarkannya saja atau paling ekstrem, cabut dan buang.

“Tapi, kalau tidak mau menularkan ke yang lain, saya cabut dan buang saja. Sebab, kebun kami tidak pakai pestisida kimia,” papar alumnus Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya (UB) tersebut.

Baca Juga  Berkunjung ke Pusat Perbenihan Tanaman Pemprov Jatim, Pupuk Booster Bikin Tabebuya Pink Mekar Bagus

Selain warna dan bentuknya yang menarik, si ungu tersebut lebih gelap, berkilau, dan berukuran besar. Keunggulan lainnya dari terong jenis itu adalah rasanya yang manis. Teksturnya sangat lembut.

“Tidak pahit sama sekali. Untuk rasa, beberapa varietas di Indonesia pastinya ada yang mirip. Tapi, dengan segala kelebihan lain seperti bentuk, warna, dan rasanya yang enak pasti menjadi pilihan terbaik bagi pencinta terong,” ungkapnya.

Nah, sebagai informasi, violetta merupakan jenis Heirloom atau varietas turun-temurun. Dengan begitu, perbanyakan benihnya bisa dilakukan sendiri dan hasilnya akan tetap sama. (mia/c7/ai/jpg)

Bagikan:

Berita Terkini

Utama

Waspadai Modus Penipuan

Utama

Kampung Rawan Narkoba Berubah Wajah

Utama

15 Napi Diusulkan Bebas