TARAKAN – Permasalahan TPU Nasrani yang ada di Jalan Bukit Mandiri, Kelurahan Juata Laut, Tarakan Utara hingga saat ini masih belum usai.
Pasalnya, dalam beberapa hari terakhir diguyur hujan deras. Menyebabkan 26 makam mengalami kerusakan parah. Salah seorang masyarakat, Jonni Lepa menjelaskan, di lokasi terdapat aktivitas yang dilakukan pemerintah kota. Sehingga berdampak pada makam yang ada di TPU tersebut.
Ia meminta kepada pemerintah untuk melakukan siring di bagian tanah tersebut. Agar saat hujan tak berdampak pada makam yang ada di bawah. “Supaya makam di bawah tidak tertimbun. Karena keluarga almarhum yang dibawah itu tidak bisa diperbaiki. Karena yang diatas belum di siring,” katanya, Senin (1/4).
Timbunan tanah dikatakannya cukup tinggi mencapai hampir satu meter. Hal inipun menyebabkan patane di pemakaman turut tertimbun. Selain itu, terdapat permasalahan sengketa di TPU. Menurutnya, perlu peran dari pemerintah bersama tokoh masyarakat Nasrani, untuk menyelesaikan persoalan sengketa itu.
“Saya ambil gambaran di makam orang tua saya. Saya ke sana itu sudah habis tertimbun. Padahal tinggi makam orang tua saya 1 meter. Sampai sekarang belum ada komunikasi ke pihak pemerintah. Kita harapkan komunikasi itu supaya ada jalan keluarnya, karena sudah setahun lebih,” pintanya.
Sementara itu, Kabid Pengendalian Pencemaran Kerusakan Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Dinas Lingkungan Hidup Tarakan, Chaizir Zain menegaskan, dalam hal ini hanya mengelola TPU perihal administrasi. Ia mengakui memang kondisi TPU tersebut cukup parah, khususnya bagian bawah. Saat ini tercatat terdapat 21 patane dan 67 jenazah di TPU Nasrani Juata Laut.
“Memang ada air limpahan dari area makam Covid-19 yang diatasnya. Tim Pemakaman sedang meninjau ke lokasi. Masalahnya memang sudah lama, tapi karena anggaran. Harus ada penahan air. Sudah kami komunikasikan ke Dinas PU,” singkatnya. (kn-2)